Kategori: Sejarah

  • Sejarah Zaman Paleolitikum

    Sebelum ada zaman modern seperti sekarang ini, dahulu manusia pernah melewati zaman praaksara atau zaman batu. Disebut sebagai zaman batu karena pada masa itu batu digunakan untuk membuat peralatan dalam kehidupan sehari-hari. Zaman batu terbagi menjadi tiga, yakni paleolitikum, mesolitikum, dan neolitikum. Pada ulasan kali ini kamu akan mempelajari tentang sejarah zaman paleolitikum.

    Zaman paleolitikum merupakan zaman batu tua dimana peralatan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari masih kasar dan sederhana. Zaman ini telah terjadi pada masa pleistosen atau 600.000 tahun yang lalu. Mata pencaharian manusia purba pada masa ini ialah berburu, meramu, serta mengumpulkan makanan.

    Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Sejarah Zaman Paleolitikum

    Berikut beberapa hal penting yang harus kamu ketahui tentang zaman batu tua atau zaman paleolitikum:

    Manusia Pendukung

    Dengan ditemukannya fosil manusia purba yang berusia lebih dari 1 juta tahun yang lalu, membuktikan bahwa zaman paleolitikum pernah ada. Jenis manusia purba yang hidup pada zaman ini ialah homo wajakensis, meganthropus paleojavanicus, homo sapiens, dan homo erectus.

    Alat-alat

    Peralatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pada zaman ini masih sangat alami dan sederhana. Alat-alat pada zaman paleolitikum dibuat dengan cara membenturkan batu satu dengan batu lainnya hingga membentuk sisi yang tajam. Berikut beberapa alat yang digunakan pada zaman paleolitikum:

    ⦁ Kapak genggam
    Kapak genggam merupakan alat berupa kapak yang tidak memiliki tangkai. Sesuai dengan namanya, alat ini digunakan dengan cara menggenggam. Fungsi utama kapak genggam ialah untuk memotong, menggali umbi, dan menguliti binatang.

    ⦁ Kapak perimbas
    Bentuk kapak perimbas hampir mirip dengan kapak genggam, namun ukurannya lebih pendek. Kapak perimbas berguna untuk senjata, memahat tulang, dan merimbas kayu.

    ⦁ Flakes
    Flakes adalah alat berukuran kecil yang dibuat dari batu bernama kalsedon. Fungsi utama flakes ialah untuk mengupas makanan atau buah-buahan. Selain itu, flakes juga dapat digunakan untuk menangkap ikan, berburu, dan mengumpulkan umbi.

    ⦁ Peralatan dari tanduk dan tulang binatang
    Manusia purba pada zaman paleolitikum membuat berbagai macam alat dari tulang-tulang binatang dan tanduk rusa. Pada umumnya alat tersebut berupa belati atau penusuk dan ujung tombak yang bergigi. Hampir semua peralatan dari tulang hewan dan tanduk rusa dapat digunakan untuk menangkap ikan.

     

    Kebudayaan

    Dalam sejarah zaman palolitikum terdapat 2 macam kebudayaan, yakni:

    ⦁ Kebudayaan Pacitan
    Bukti adanya kebudayaan pacitan ialah ditemukan banyak alat berupa kapak genggam di daerah Pacitan.
    ⦁ Kebudayaan Ngandong
    Kebudayaan Ngandong ditandai dengan adanya alat-alat yang disebut sebagai flakes, penusuk dari tulang hewan dan tanduk rusa, dan ujung tombak bergerigi di Ngandong.

    Pada zaman paleolitikum semuanya masih sederhana, baik peralatan, manusia, kebudayaan, dan kehidupan sosialnya. Manusia purba pada masa ini hidupnya sangat bergantung pada alam sekitar. Bahkan mereka membuat peralatan untuk kebutuhan sehari-hari tanpa diasah atau dipolis.

    Sejarah Paleolitikum – Cosmogirl
  • Peninggalan Zaman Mesolitikum

    Zaman mesolitikum merupakan zaman yang berlangsung pada masa holosen dan sering disebut sebagai zaman batu madya/tengah. Dengan ditemukannya peninggalan zaman mesolitikum, para ahli dapat membuktikan bahwa zaman ini terjadi 10.000 tahun yang lalu. Pada kesempatan kali ini kamu akan mengetahui apa saja yang menjadi peninggalan pada zaman mesolitikum.

    Keadaan alam pada zaman ini lebih stabil dibandingkan dengan zaman sebelumnya atau paleolitikum. Oleh karena itu, manusia purba pada zaman mesolitikum bisa hidup lebih tenang dan lebih berkembang. Selain itu, pada zaman ini telah mulai ada kebudayaan dan kepercayaan. Manusia pendukung zaman mesolitikum ialah dari bangsa melanosoid.

    5 Peninggalan Zaman Mesolitikum

    Berikut beberapa peninggalan pada zaman mesolitikum beserta penjelasannya:

    Abris Sous Roche

    Abris sous roche adalah sebuah gua yang digunakan untuk tempat tinggal manusia purba pada zaman mesolitikum. Tempat ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Van Stein Callenfels pada tahun 1928 di gua lawa. 

    Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)

    Kjokken artinya dapur, sedangkan modding memiliki arti sampah. Istilah kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark. Peninggalan zaman mesolitikum ini merupakan fosil dari tumpukan cangkang siput dan kulit kerang. Kjokkenmoddinger memiliki tinggi kurang lebih 7 meter.

    Fosil ini banyak dijumpai disepanjang tepi pantai timur Sumatra atau di daerah Langsa hingga Medan. Dengan adanya penemuan ini, membuktikan bahwa manusia pada zaman mesolitikum hidupnya sudah mulai menetap.
    Pada tahun 1925 Dr. Van Stein Callenfels melakukan penelitian terhadap peninggalan ini. Ketika ia melakukan penelitian tersebut, ia menemukan kapak genggam yang berbeda dari zaman paleolitikum

    Kebudayaan Tulang Sampung (Sampung Bone Culture)

    Banyak sekali temuan dari zaman mesolitikum yang berupa tulang. Oleh karena itu, para ahli arkeolog menyatakan pada zaman ini terdapat kebudayaan Sampung Bone Culture. 

    Kebudayaan Bacson-Hoabinh

    Kebudayaan Bacson-Hoabinh ditemukan di bukit kerang dan beberapa gua yang terdapat di Indo-china, Melaka, dan Sumatra Timur. Pada kebudayaan ini juga ditemukan alat berupa batu giling.

    Peninggalan kebudayaan ini cukup unik. Apabila ada yang meninggal, masyarakat dari kebudayaan ini akan meletakkan mayatnya dalam kondisi jongkok. Selain itu, mereka akan mengecat mayatnya dengan warna merah.

    Kebudayaan Toala

    Kebudayaan toala adalah kebudayaan dimana masyarakatnya akan membuat sebuah alat yang bentuknya mirip dengan batu api dari Eropa. Alat yang dibuat tersebut berbahan dasar batu. Contohnya ialah obsidian, jaspis, kapur, dan kaleson.

    Perlakuan terhadap mayat pada kebudayaan ini sangat berbeda dengan bacson hoabinh. Mereka akan mengubur orang yang telah meninggal. Setelah mayatnya kering, mereka akan mengambil tulangnya kembali. Tujuan pengambilan mayat tersebut ialah untuk kenang-kenangan bagi keluarganya.

    Zaman mesolitikum telah mengalami banyak kemajuan, baik di bidang kebudayaan, kepercayaan, dan teknologi. Selain beberapa peninggalan yang telah dibahas tersebut, ditemukan juga beberapa gerabah buatan manusia pada zaman mesolitikum. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada masa itu sudah ada kerajinan.

    Peninggalan Mesolitikum – Cosmogirl
  • Sejarah Kerajaan Perlak: Pendiri, Letak, Raja-raja, Keruntuhan dan Peninggalan

    Sejarah kerajaan perlak

    Asal Usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Perlak

    Kerajaan Perlak atau kesultanan Peureulak adalah salah satu kesultanan Islam tertua yang ada di Indonesia dan dunia. Kerajaan ini telah berkuasa di seluruh wilayah Peureulak, Aceh sejak tahun 820 sampai 1292M dan setelah runtuh kerajaan tersebut digabungkan dengan Samudera Pasai.

    Nama Perlak diambil dari nama satu daerah setempat yang banyak menghasilkan kayu perlak. Adapun kayu tersebut dikenal bagus sebagai material membuat kapal sehingga banyak yang menyebutnya sebagai Negeri Perlak.

    Letak yang strategis didukung dengan alamnya yang mampu menunjang kehidupan masyarakat setempat membuat kesultanan Perlak semakin dikenal luas dan sering disinggahi kapal Persia dan Arab pada abad ke 8. Selain itu, adanya perkawinan antara saudagar dan perempuan asli Perlak membuat agama islam semakin meluas.

    Letak dan Pendiri Kerajaan Perlak

    Kerajaan Perlak ini berada di Perlak, Aceh Timur, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Letak kerajaan yang berada di ujung Sumatera dan sebagai jalur perdagangan membuat wilayah tersebut berkembang semakin pesat sebagai bandar niaga.

    Pendiri Kerajaan Perlak adalah Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Aziz Shah yang juga menjadi raja pertamanya. Kerajaan ini didirikan pada 1 Muharram 225H atau 840M. Beliau merupakan pemimpin keturunan Arab dan perempuan setempat yang menganut aliran Syiah,

    Kehidupan Kerajaan Perlak

    1. Kehidupan Politik Kerajaan Perlak

    Adanya politik persahabatan yang dilakukan oleh Sultan Perlak ke 17, yaitu Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan. Sultan yang memerintah pada tahun 1230 sampai 126M tersebut menikahkan kedua putrinya dengan raja yang berasal dari kerajaan berbeda.

    Putri pertamanya yang bernama Putri Ratna Kamala dinikahkan dengan seorang raja dari kerajaan Malaka bernama Sultan Muhammad Shah atau lebih dikenal Sultan Prameswara. Sedangkan putri kedua bernama Putri Ganggang menikah dengan raja dari kerajaan Samudera Pasai yakni Al Malik Al Saleh.

    Setelah Sultan terakhir perlak meninggal yaitu Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan yang memerintah 1267 sampai 1292 Kerajaan Perlak diambil alih oleh Samudera Pasai. Dan berikutnya dipimpin oleh keturunan Al Malik Al Saleh yang bernama Sultan Muhammad Malik Al Zahir.

    2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Perlak

    Di bidang ekonomi, Kerajaan Perlak bisa dikatakan sangat maju karena menjadi salah satu pusat perdagangan dan maritim. Sebagian besar penduduk Perlak merupakan pedagang hasil alam dari kebun dan kebun. Letak geografis dan hasil alam yang menarik membuat perkembangan ekonomi semakin pesat bahkan para pedagang dari luar negeri pun sukses meliriknya.

    3. Kehidupan Sosial Kerajaan Perlak

    Kerajaan Perlak merupakan kerajaan islam yang hidup berdampingan dengan kerajaan lain yang menganut ajaran agama Hindu dan Buddha. Meskipun begitu, baik keluarga kerajaan dan penduduk setempat tetap berpegang teguh dengan Al-Quran dan hadis dalam kehidupan sehari-harinya.

    4. Kehidupan Agama Kerajaan Perlak

    Kehidupan agama Kerajaan Perlak mendapat dukungan dari berbagai penjuru khususnya para pendatang. Pada abad ke 8, Perlak dikenal sebagai bandar niaga dan banyak kapal dari negara Arab Gujarat dan Persia. Para pendatang tersebut turut berperan menyebarkan agama islam di wilayah Perlak karena sebelum ada pendatang hanya sedikit masyarakat yang menganut islam.

    5. Kehidupan Budaya Kerajaan Perlak

    Budaya berdagang sudah mendarah daging bagi masyarakat. Hal tersebut dibantu dengan datangnya para saudagar dari berbagai negara yang beberapa diantaranya menetap dan menikah dengan perempuan pribumi.

    Sistem dan Perkembangan Pemerintahan Kerajaan Perlak

    Kemampuan masyarakat dalam menjalankan sistem pemerintahan ditandai dengan berdirinya Kerajaan Perlak. Kerajaan tersebut berdiri pada abad ke 8 dan mulai mencoba untuk menyebarkan islam ke seluruh penduduknya.

    Pada awal dibentuk, kerajaan di pimpin oleh Sultan Alaiddin Sayid Maulana Aziz Shah. Namun, pada masa pemerintahannya ibukota kerajaan diubah yang awalnya Bandar Perlak menjadi Bandar Khalifah. Pada masa pemerintahannya islam Syiah mulai di ajarkan.

    Kerajaan Perlak pernah beberapa kali mengalami pergulatan antara sesama penduduk serta serangan dari kerajaan Sriwijaya. Namun pada akhirnya, kesultanan perlak kembali bersatu dan menguasai kembali wilayah Perlak.

    Kemudian pada masa kedaulatan Sultan Perlak ke 3 yang dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah yang membawa aliran islam Sunni. Setelah sultan wafat dan tak ada kedaulatan terjadi peperangan selama kurang lebih 2 tahun antara penganut islam Syiah dan Sunni.

    Peperangan tersebut akhirnya dimenangkan oleh kaum Syiah yang mengakibatkan Kerajaan Perlak dipimpin oleh sultan dari aliran tersebut yaitu Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah. Setelah beliau wafat kemudian terjadi lagi pergolakan antara dua golongan dan dimenangkan oleh kaum Sunni. Oleh sebab itu, pada masa pemerintahan tersebut sultan yang dipilih dari golongan Sunni.

    Lalu terjadi lagi pergulatan Sunni dan Syiah tak lama setelah sultan ke 7 Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan wafat. Pergulatan terjadi selama 4 tahun yang berakhir damai atas kesepakatan yaitu Perlak Pesisir dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah dari kaum Syiah dan Perlak Pedalaman milik kaum Sunni yang dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan.

    Namun Perlak Pesisir kemudian diserang dan menyebabkan Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah wafat. Akibatnya seluruh wilayah Perlak dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat. Ia kemudian mengerahkan seluruh masyarakat untuk melawan kerajaan Sriwijaya selama bertahun-tahun, hingga akhirnya pihak Sriwijaya mundur dan mengaku kalah.

    Silsilah Raja Kerajaan Perlak

    Kerajaan Perlak terbagi menjadi dua dinasti raja yaitu dinasti Badul Aziz dan Johan Berdaulat. Berikut adalah daftar raja yang pernah memimpin kerajaan dan wilayah Perlak.

    1. Sultan Alaiddin Syed Maulana Aziz Shah, 840-864M
    2. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah, 864-888M
    3. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah, 888-913M
    4. Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughayat Shah, 915-918M
    5. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Qodir Shah Johan Berdaulat, 928-932M
    6. Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Amin Shah Johan Berdaulat, 932-956M
    7. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat, 956-983M
    8. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat, 986-1023M
    9. Sultan Makhdum Alaiddin Mahmud Shah Johan Berdaulat, 1023-1059M
    10. Sultan Makhdum Alaiddin Mansur Shah Johan Berdaulat, 1059-1078M
    11. Sultan Makhdum Alaiddin Abdullah Shah Johan Berdaulat,1078-1109M
    12. Sultan Makhdum Alaiddin Ahmad Shah Johan Berdaulat,1109-1135M
    13. Sultan Makhdum Alaiddin Mahmud II Shah Johan Berdaulat, 1135-1160M
    14. Sultan Makhdum Alaiddin Usman Shah Johan Berdaulat, 1160-1173M
    15. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan Berdaulat, 1173-1200M
    16. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat,1200-1230M
    17. Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat,1230-1267M
    18. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat, 1267-1292M

    Masa Kejayaan Kerajaan Perlak

    Kerajaan Perlak mengalami kerajaan pada masa Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat yang memerintah pada tahun 1230 sampai 1267M. Pada era tersebut perkembangan ekonomi melalui perdagangan maju dengan pesat. Selain itu, pendidikan juga ikut berkembang dengan ditandai dengan perluasan dakwah dan sistem pendidikan sesuai dengan syariat islam.

    Penyebab Runtuhnya Kerajaan Perlak

    1. Serangan dari kerajaan Sriwijaya

    Penyerangan dari kerajaan Sriwijaya ke Perlak Pesisir membuat pertahanan semakin memburuk bahkan membuat Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah wafat. Penyerangan tersebut merupakan awal penyebab runtuhnya kerajaan.

    2. Perkembangan kerajaan Malaka

    Kemunculan Kerajaan Perlak membuat kerajaan-kerajaan baru bermunculan, salah satunya kerajaan Malaka. Perkembangan kerajaan Malaka yang melesat maju membuat pusat perniagaan dan pelayaran Perlak menurun.

    3. Adanya serbuan dari kerajaan Majapahit

    Runtuhnya kesultanan Perlak disebabkan penyerbuan oleh tentara dari kerajaan Majapahit. Serangan tersebut membuat sebagian masyarakat melarikan diri ke pedalaman dan mulai mendirikan kerajaan baru seperti Linge, Kerajaan Aceh dan Pati Ambang.

    4. Pernikahan dengan kerajaan tetangga

    Pada masa kejayaan Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat menikahkan kedua putrinya dengan raja dari kerajaan tetangga. Beliau menikahkan putri pertama Putri Ratna Kumala dengan penguasa Kerajaan Malaka sementara putri kedua Putri Ganggang dengan sultan dari kerajaan Samudra Pasai.

    Setelah sultan ke 18 Perlak wafat, kerajaan diambil oleh Muhammad Malik Al Zahir yang merupakan putra dari Putri Ganggang dan Sultan Malik Al Saleh. Setelah diambil alih, kerajaan digabungkan dengan kerajaan Samudra Pasai.

    Peninggalan Kerajaan Perlak

    1. Mata uang kerajaan

    Bukti peninggalan dari kesultanan Perlak yaitu adanya mata uang asli kerajaan. Pada masa tersebut, Perlak diberkahi dengan hasil bumi baik perak maupun emas yang melimpah sehingga dimanfaatkan sebagai salah satu mata uangnya. Kehadiran uang tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat pada saat itu sudah lebih maju dan mengenal seni dari ukiran pada uang.

    2. Stempel kerajaan

    Peninggalan Kerajaan Perlak yang berhasil ditemukan berikutnya yaitu stempel. Terdapat kalimat yang menandai stempel tersebut milik kerajaan yang berbunyi ‘Al Wasiq Billah Kerajaan Negeri Bendahara Sanah 512’. Memang tak bisa diartikan secara menyeluruh, namun adanya Negeri Bendahara merupakan bukti bahwa kerajaan tersebut ada karena ia salah satu wilayah di Perlak.

    3. Makam raja

    Makam raja atau dikenal dengan makam raja Benoa merupakan peninggalan kerajaan. Dinamakan makam Benoa karena terletak di Benoa yang masih satu negara bagian yang terdapat di kesultanan Perlak.

    Makam tersebut ditemukan di tepi sungai bernama Trenggulon. Pada batu nisan tersebut terdapat tulisan Arab yang diyakini dibuat dan telah ada sejak abad ke 11. Hingga saat ini, makam tersebut masih dilestarikan dan dijaga dengan baik.

    4. Zhufan Zhi

    Zhufan Zhi merupakan buku yang ditulis pada tahun 1225 oleh Zhao Rugua. Ia mengutip catatan dari seorang ahli geografi yaitu Chou Ku Fei yang ditulis pada tahun 1178. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa terdapat negeri (wilayah) islam yang dapat ditempuh dengan kapal selama 5 hari dari pulau Jawa.

    Negeri yang maksud adalah Peureulak, karena Chou Ku Fei pernah menyebutkan butuh 15 hari berlayar dari pulau Jawa menuju Brunei. Selain bukti buku tersebut, peninggalan kerajaan juga diperkuat dengan pernyataan dari pedagang sekaligus penjelajah dunia Marco Polo.

    Ia mengungkapkan bahwa menemukan negeri bernama Ferlec yang seluruh penduduknya memeluk agama islam. Ungkapan tersebut tidak lain mengarah pada Kerajaan Perlak yang penduduknya beragama islam. Penemuan tersebut didapat setelah ia pulang dari Cina di tahun 1291 melalui jalur laut.

    ——————–

    Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Cosmo Girl

  • Sejarah Kerajaan Samudra Pasai: Pendiri, Letak, Raja-raja, Keruntuhan dan Peninggalan

    Sejarah Kerajaan Samudra Pasai

    Asal Usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Samudra Pasai

    Samudra Pasai merupakan kerajaan bercorak agama Islam pertama yang berdiri di Indonesia. Kerajaan ini eksis dari waktu berdirinya pada abad 13 hingga keruntuhannya pada abad ke 16 masehi. Kerajaan Samudra Pasai terkenal menjadi pusat perdagangan karena lokasinya yang ada di Selat Malaka. Selat Malaka sendiri menjadi jalur perdagangan menuju Cina, India, Arab, dan Persia.
    Samudra Pasai memiliki beberapa peninggalan yang sangat mengandung nilai-nilai sejarah. Salah satunya adalah makam dari Malik Al-Saleh, pendiri Kerajaan Samudra Pasai yang dipercaya menjadi batu nisan tertua. Selain itu, Samudra Pasai juga memainkan peranan penting dalam perkembangan Agama Islam di samping statusnya sebagai pusat perdagangan dari berbagai negara.

    Letak dan Pendiri Kerajaan Samudra Pasai

    Letak Kerajaan Samudra Pasai sendiri berada di daerah sekitar Lhokseumawe. Daerah ini berada di bagian utara Provinsi Aceh. Lokasi kerajaan ini dulunya sangat strategis karena terletak di Selat Malaka. Selat ini menjadi jalur perdagangan India, Persia, Arab, dan Cina. Hal ini juga menjadikan Samudra Pasai pusat jalur perdagangan dari negara-negara tersebut sehingga peranannya sangat penting.
    Samudra Pasai sendiri tetap berada di daerah utara Provinsi dari awal sampai keruntuhannya. Hanya saja, pusat pemerintahan sempat pindah ke sekitar selat Malaka pada kekuasaan Sultan Ahmad Malik Az-Zahrir karena serangan Kerajaan Majapahit. Kemudian, pusat pemerintahan dikembalikan ke sekitar Lhokseumawe. Pada akhirnya, Samudra Pasai runtuh dan menjadi kekuasaan Kesultanan Aceh.
    Kerajaaan Samudra Pasai didirikan oleh Marah Silu pada tahun 1267 masehi. Pada awalnya, keberadaannya ini didahului oleh kerajaan Perulak dan Pasai. Kedua kerajaan ini pada akhirnya bergabung menjadi Samudra Pasai. Pendiri sekaligus raja pertamanya adalah Marah Silu. Berdirinya kerajaan ini ditandai dengan keruntuhan kekuasaan Sriwijaya yang digantikan Dharmasraya.
    Marah Silu merupakan seorang Mualaf. Dia mengganti namanya menjadi Malik Al-Saleh dan menjadi raja pertama dari kerajaan yang bercorak agama Islam di Indonesia. Nama Malik Al-Saleh terinspirasi dari penguasa dinasti Mamuluk pertama di Mesir yaitu Al Malikus Shaleh Ayub. Samudra Pasai dengan cepat memiliki pengaruh yang signifikan sebagai pusat perdagangan di Selat Malaka

    Kehidupan Kerajaan Samudra Pasai

    1. Kehidupan Politik Kerajaan Samudra Pasai

    Samudra Pasai merupakan kerajaan pertama yang bercorak agama Islam terbesar di Indonesia. Sistem pemerintahannya dilakukan berdasarkan agama Islam yang beraliran sunni Syafi’i. Selain itu, kekuasaannya juga luas dengan berbagai daerah yang sebelumnya menjadi milik kerajaan Perlak dan Pasai. Pertahanan kerajaan juga dibangun dengan baik sehingga kerajaan ini sangat kuat.

    2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Samudra Pasai

    Ekonomi Kerajaan Samudra Pasai ditopang oleh dua hal, yaitu pelayaran dan juga perdagangan. Hal ini sangat berkaitan erat dengan letaknya di sekitar Selat Malaka. Selat ini menjadi jalur perdagangan dari negeri Cina, India, hingga ke Arab. Terdapat berbagai bandar dagang yang mengurus masalah-masalah yang berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan.
    Lokasi yang strategis dan kesigapan bandar dagang membuat Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan terkenal. Kerajaan ini juga menjadi penyalur kegiatan perdagangan ke luar negeri dan penyalur berbagai barang untuk diperdagangkan di daerah-daerah Nusantara.

    3. Kehidupan Sosial Kerajaan Samudra Pasai

    Kehidupan sosial di Samudra Pasai dipengaruhi oleh statusnya sebagai pusat perdagangan. Jadi,  terdapat banyak pedagang dari berbagai negara yang tinggal untuk sementara waktu di sana dan berbaur dengan penduduk. Penduduk juga sangat terbuka terhadap pedagang yang sementara singgah di sana. Hal ini menjadikan kehidupan sosial di sana sangat maju karena keragaman perbedaan yang berdampingan.

    4. Kehidupan Agama Kerajaan Samudra Pasai

    Agama Islam menjadi landasan utama pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai. Sebelumnya, agama Islam juga menjadi landasan utama kerajaan Pasai, akan tetapi alirannya saat itu masih Syiah. Aliran Syiah ini dipengaruhi oleh Dinasti Fathimiyyah yang berkuasa sebelum Dinasti Mamuluk.
    Setelah Samudra Pasai berdiri, alirannya berganti menjadi Sunni Syafi’i. Pergantian aliran ini dikarenakan pengaruh Dinasti Mamuluk yang juga beralirankan Sunni Syafi’i. Dinasti Mamuluk adalah pendukung berdirinya Samudra Pasai sekaligus Marah Silu sebagai penguasa pertamanya.

    5. Kehidupan Budaya Kerajaan Samudra Pasai

    Kehidupan berbudaya di Samudra Pasai menjadi cerminan dari akulturasi antara agama Islam yang beraliran Sunni Syafi’i dengan adat istiadat setempat. Akulturasi kedua hal inilah yang menjadi budaya di Samudra Pasai. Hal ini juga membuat masyarakat menjadi lebih terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

    Sistem dan Perkembangan Pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai

    Kerajaan Samudra Pasai memiliki sistem pemerintahan yang berlandaskan hukum Islam yang beraliran Sunni Syafi’i. Karena pengaruhnya sebagai pusat perdagangan, pemerintah membuat berbagai bandar yang berfungsi untuk mengurus kegiatan perdagangan.
    Selain itu, Samudra Pasai memiliki kekuasaan yang luas di daerah pesisir utara Aceh. Pertahanan juga dibangun dengan baik. Hal ini menjadikan Samudra Pasai sebagai kerajaan yang kuat pada masanya.

    Silsilah Raja-Raja Kerajaan Samudra Pasai

    1. Marah Silu atau Sultan Malik Al-Saleh

    Marah Silu adalah pendiri Kerajaan Samudra Pasai. Setelah menjadi raja, dia berganti nama menjadi Sultan Malik Al-Saleh. Pada masa pemerintahannya, Sultan Malik Al-Saleh berhasil membuat Samudra Pasai berkembang secara pesat sebagai pusat perdagangan. Beliau juga menikahi putri penguasa Perlak dalam rangka dakwah. Sultan Malik Al-Saleh berkuasa mulai dari 1267 hingga 1297 masehi.

    2. Sultan Malik Az-Zahir I

    Sultan Malik Az-Zahir I adalah raja Samudra Pasai yang kedua. Pada masa pemerintahannya, percetakan koin mata uang dimulai untuk pertama kalinya di daerah Asia Tenggara. Mata uang tersebut terdiri dari mata uang emas dirham dan mata uang timah. Sultan Malik Az-Zahir I berkuasa mulai dari 1297 hingga kemangkatannya pada 1326 masehi.

    3. Sultan Ahmad I

    Sultan Ahmad I adalah raja Samudra Pasai yang ketiga. Pada masa pemerintahannya, Samudra Pasai menyerang Kerajaan Karang Baru. Sultan Ahmad I berkuasa mulai dari 1326 masehi hingga waktu yang sampai sekarang belum diketahui. Hanya saja masa pemerintahannya tidak begitu lama dan beliau digantikan Sultan Malik Az-Zahir II.

    4. Sultan Malik Az-Zhahir II

    Sultan Malik Az-Zahrir II adalah raja Samudra Pasai yang keempat. Pada masa pemerintahannya, Ibnu Bathuthah mengunjungi Samudra Pasai. Kunjungan musafir asal Maroko ini diperkirakan terjadi pada 1345 hingga 1346 masehi. Ibnu Bathuthah mengisahkan perjalanannya ke sini dalam kitab Rihlah ila I-Masyriq. Sultan Malik Az-Zahir II berkuasa hingga tahun 1346 masehi.

    5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahrir

    Sultan Ahmad Malik Az-Zahrir adalah penguasa Kerajaan Samudra Pasai yang kelima. Pada masa pemerintahannya, terdapat serangan dari Kerajaan Majapahit karena perlakuan yang sangat tidak pantas. Penyerangan ini menyebabkan pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah Menduga untuk sementara waktu. Sultan Malik Az-Zahrir berkuasa dari 1346 hingga 1383 masehi.

    6. Sultan Zainal Abidin I

    Sultan Zainal Abidin I adalah raja Samudra Pasai yang keenam. Pada masa pemerintahannya, Samudra Pasai mulai bangkit dari keterpurukan akibat serangan Kerajaan Majapahit. Sultan Zainal Abidin I berkuasa dari 1383 hingga 1405 masehi.

    7. Sultanah Nahrasiyah

    Sultanah Nahrasiyah merupakan penguasa perempuan Kerajaan Samudra Pasai yang pertama. Pada masa pemerintahannya, beliau menggerakkan para wanita untuk terlibat dalam bidang dakwah. Selain itu, Samudra Pasai berkembang pesat sebagai pusat ekonomi di Asia Tenggara. Sultanah Nahrasiyah berkuasa dari 1405 hingga 1428 masehi.
    Setelah pemerintahan Sultanah Narasiyah, Samudra Pasai terus dikuasai raja-raja berikutnya. Perkembangannya terkadang naik turun. Hingga pada akhirnya runtuh dan menjadi bagian dari Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1524 masehi saat pemerintahan Sultan Zainal Abidin IV

    Masa Kejayaan Kerajaan Samudra Pasai

    Masa kejayaan dari Kerajaan Samudra Pasai dimulai sejak pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir I. Hal ini dikarenakan munculnya mata uang yang diterbitkan oleh Samudra Pasai yaitu emas dirham dan timah. Selain itu, Samudra Pasai juga mengalami kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sultanah Narasiyah. Samudra Pasai menjadi penguasa perekonomian di Selat Malaka pada saat itu.
    Kemajuan Samudra Pasai juga diikuti dengan perkembangan Islam yang pesat. Pada masa pemerintahan Sultanah Narasiyah, bisa dikatakan wanita juga mengalami masa kejayaan dengan seringnya dilibatkan untuk urusan dakwah dan pemerintahan.

    Penyebab Runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai

    1. Terjadinya Masalah yang Memicu Konflik Internal

    Penyebab pertama runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai adalah masalah yang memicu konflik internal. Konflik ini memicu perebutan kekuasaan. Pada akhirnya hal ini menjadi penyebab keruntuhan Samudra Pasai secara tidak langsung. Berbagai pemberontakan terjadi karena hal ini berlangsung secara berlarut-larut.

    2. Adanya Serangan dari Kerajaan Majapahit

    Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik Az-Zahrir, beliau pernah memperlakukan putri Kerajaan Majapahit secara tidak senonoh. Hal ini berakibat fatal, Raja Majapahit waktu itu yaitu Hayam Wuruk sangat marah dan memerintahkan Gajah Mada untuk menyerang Samudra Pasai,
    Serangan ini mengakibatkan pusat pemerintahan Samudra Pasai terpaksa dipindahkan. Serangan ini sebenarnya juga dipicu oleh kepentingan ekonomi Majapahit untuk menguasai perekonomian di Selat Malaka.

    3. Serangan dari Imperialisme Portugis

    Imperialisme Portugis menjadi penyebab utama keruntuhan Samudra Pasai. Portugis menyerang daerah Selat Malaka untuk menguasai jalur perdagangannya. Hal ini sangat berdampak pada perekonomian Samudra Pasai yang merosot.
    Selanjutnya, Portugis menyerang Samudra Pasai sehingga pemerintahannya runtuh. Samudra Pasai akhirnya jatuh ke kekuasaan Aceh Darussalam pada tahun 1524 masehi.

    Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai

    1. Hikayat Raja-Raja dari Samudra Pasai

    Hikayat Raja Pasai merupakan karya tulis yang diterbitkan sekitar tahun 1360 masehi. Karya tulis ini menceritakan bagaimana kehidupan penguasa Kerajaan Samudra Pasai. Sampai saat ini, Hikayat Raja Pasai masih menjadi rujukan bagi peneliti sejarah Samudra Pasai.

    2. Mata Uang Samudra Pasai

    Mata Uang dari Samudra Pasai juga menjadi peninggalan yang ada sampai sekarang. Terdapat mata uang berbentuk koin timah dan emas dirham yang berasal dari masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahrir I dan Sultanah Narasiyah.

    3. Makam Sultan Malik Al-Saleh

    Makam Sultan Malik Al-Saleh menjadi makam tertua penguasa Islam di Indonesia. Selain itu, makam ini juga menjadi penanda masa-masa awal penyebaran Islam di Indonesia.

    4. Makam Sultanah Nahrasiyah

    Makam Sultanah Naharsiyah menjadi peninggalan Kerajaan Samudra Pasai yang sangat memukau. Makam ini terbuat dari pualam yang mewah. Hal ini menandakan kejayaan pemerintahan Samudra Pasai pada masa itu.

    ——————–

    Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Cosmo Girl

  • Sejarah Kerajaan Tarumanegara: Pendiri, Letak, Silsilah Raja, Keruntuhan, Peninggalan

    Kerajaan tarumanegara

    Sejarah Kerajaan Tarumanegara

    Kerajaan Tarumanegara adalah sebuah kerajaan Hindu terbesar di Indonesia. Kerajaan ini didirikan pada tahun 358 hingga tahun 382 Masehi oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman. Kerajaan ini berdiri di tepi Sungai Citarum. 

    Nama Tarumanegara diambil dari dua kata, yaitu ‘Tarum’ dan ‘Nagara’. Tarum bermakna sungai, dimana sungai yang dimaksud ini adalah sungai yang membelah wilayah Jawa Barat. Sedangkan nagara bermakna negara atau kerajaan. Selain menjadi kerajaan Hindu terbesar, Tarumanegara juga merupakan kerajaan tertua kedua di Nusantara. 

    Letak dan Pendiri Kerajaan Tarumanagara

    Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh pemuka agama atau yang dikenal dengan istilah Maharesi yang bernama Jayasingawarman. Pendiri Kerajaan Tarumanegara ini berasal dari India dan sekaligus juga menjadi raja pertama dari Kerajaan Tarumanegara. Letak wilayah kerajaan Tarumanegara ini berada di lembah Sungai Citarum, Bogor, Jawa Barat. Sedangkan luas wilayah kekuasaan dari kerajaan ini mulai dari Banten, Bogor, Jakarta, Cirebon, bahkan sampai ke Kawarang. 

    Artikel terkait: Sejarah kerajaan demak

    Sistem Pemerintahan Kerajaan Tarumanegara

    Sistem pemerintahan Kerajaan Tarumanegara menganut sistem Monarki absolut, yang dianggap sebagai sistem pemerintahan yang paling tepat menggambarkan sistem yang dijalankan pada masa itu. Hal tersebut karena kekuasaan tertinggi pada Kerajaan Tarumanegara ini berada di tangan raja. Hal ini sesuai dengan bagaimana sistem pemerintahan monarki absolute bekerja. 

    Silsilah Raja Kerajaan Tarumanegara

    • Raja Jayasingawarman

    Beliau merupakan raja pertama yang memerintah Kerajaan Tarumanegara. Beliau memimpin kerajaan mulai tahun 358 Masehi hingga tahun 382 Masehi. Beliau sekaligus juga merupakan pendiri dari Kerajaan Tarumanegara.

    • Raja Dharmayawarman

    Raja Dharmayawarman sempat memerintah Kerajaan Tarumanegara sejak tahun 382 Masehi sampai tahun 395 Masehi. Beliau menggantikan kepemimpinan raja sebelumnya yang tidak lain merupakan ayahnya.

    • Raja Purnawarman

    Masa pemerintahannya yaitu sejak tahun 395 Masehi sampai tahun 434 Masehi. Ketika di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Tarumanegara mengalami masa keemasan. Pada saat itu, kerajaan mampu menguasai 48 kerajaan kecil.

    • Raja Wisnuwarman

    Lama pemerintahan di bawah pimpinan Raja Wisnuwarman adalah selama kurun waktu 21 tahun, terhitung sejak tahun 434 Masehi hingga tahun 455 Masehi. Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan yang dilakukan Cakrawarman yang merupakan paman beliau.

    • Raja Indrawarman

    Beliau sempat menjadi Raja Kerajaan Tarumanegara dari tahun 455 Masehi sampai tahun 515 Masehi. Raja Indrawarman berhenti menjadi pemimpin karena telah meninggal, kemudian kekuasaannya jatuh pada anaknya.

    • Raja Candrawarman

    Candrawarman memerintah Kerajaan Tarumanegara sejak tahun 515 Masehi hingga tahun 535 Masehi. Pada masa pemerintahannya diberlakukan sistem otonomi daerah, sehingga setiap daerah dapat mengelola daerahnya masing-masing. 

    • Raja Suryawarman

    Masa pemerintahan Raja Suryawarman berjalan mulai tahun 535 Masehi sampai tahun 561 Masehi. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Tarumanegara mengalami perluasan wilayah ke daerah timur.

    • Raja Sudhawarman

    Kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh Raja Sudhawarman selama 11 tahun, yaitu mulai tahun 628 Masehi sampai 639 Masehi. Pada masa kepemimpinannya, Tarumanegara justru mengalami kemunduran.

    • Raja Hariwangsawarman

    Beliau memerintah kerajaan hanya sebentar, yaitu sejak tahun 639 Masehi sampai tahun 640 Masehi. Hal ini disebabkan karena karakternya yang kasar dan semena-mena, sehingga ia dibunuh oleh Kertawarman yang merupakan anak angkatnya.

    • Raja Nagajayawarman

    Nagajayawarman memimpin Kerajaan Tarumanegara mulai tahun 640 Masehi hingga tahun 666 Masehi. Beliau merupakan menantu dari raja sebelumnya, yaitu Raja Hariwangsawarman.

    • Raja Linggawarman

    Kerajaan Tarumanegara berada di bawah kepemimpinan Raja Linggawarman pada tahun 666 Masehi sampai tahun 669 Masehi. Kekuasaannya berakhir seiring dengan berakhirnya usia beliau.

    • Raja Kertawarman

    Raja Kertawarman merupakan raja terakhir di Kerajaan Tarumanegara. Beliau memerintah sejak tahun 561 Masehi hingga tahun 628 Masehi. 

    Kehidupan Kerajaan Tarumanegara

    1. Politik

    Raja Purnawarman adalah raja salah satu raja dari Kerajaan Tarumanegara yang memiliki pengaruh besar dan telah berhasil memakmurkan kehidupan rakyatnya.
    Hal ini terbukti dari tulisan prasasti Tugu yang menyatakan bahwa raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat Kerajaan Tarumanegara.

    2. Ekonomi

    Prasasti tugu yang menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan kepada rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sebagai jalan saluran air sepanjang 6122 tombak. Pembangunan terusan ini memiliki arti ekonomis yang sangat besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah terjadinya banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antar daerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar. Juga perdagangan dengan daerah-daerah di sekitarnya. Dampanya adalah kehidupan perekonomian masyarakat di Kerajaan Tarumanegara sudah berjalan teratur dan sangat makmur dari.

    3. Sosial

    Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur tertata dengan rapi, hal ini terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Raja Purnawarman yang terus berusaha bagaimana untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggapnya sangat penting dalam melaksanakan upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan terhadap para dewa.

    4. Budaya

    Terlihat dari segi teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari setiap prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai bukti nyata kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah sangat tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut menunjukkan bahwa telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.

    Penyebab Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

    1. Serangan dari Kerajaan Lain 

    Faktor utama penyebab keruntuhan Kerajaan Tarumanegara adalah karena adanya serangan dari kerajaan lain. Salah satu serangan besar yang kemudian meruntuhkan kerajaan ini adalah serangan dari Majapahit saat Tarumanegara berada di bawah kepemimpinan Raja Sudawarman.

    2. Pengalihan Kekuasaan 

    Tanda kemunduran Tarumanegara sebenarnya sudah terlihat saat Raja Linggawarman bertahta. Ia tidak memiliki penerus tahta karena Raja Linggawarman hanya memiliki dua orang putri. Tahta ini akhirnya jatuh ke tangan menantunya, yaitu Raja Tarusbawa. Pengalihan kepemimpinan inilah yang kemudian dianggap menjadi cikal bakal keruntuhan Tarumanegara. 

    Tarusbawa yang kala itu adalah raja dari Kerajaan Sunda, salah satu kerajaan daerah di bawah kekuasaan Tarumanegara, justru memilih mengembangkan Kerajaan Sunda. Kebijakan ini kemudian menyebabkan Kerajaan Galuh memisahkan diri dari kekuasaan Tarumanegara. 

    Akibat dari kebijakan ini jugalah yang kemudian mendorong Kerajaan Galuh meminta kepada Tarusbawa untuk membagi wilayah dari Tarumanegara agar dibagi dua. Raja Tarusbawa yang kala itu sebisa mungkin menginginkan agar tidak terjadi perang saudara pun menyetujui permintaan tersebut.

    3. Kekosongan Kepemimpinan 

    Hal lain yang dianggap menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Tarumanegara adalah kekosongan kepemimpinan. Hal ini terjadi saat masa kepemimpinan Raja Tarusbawa. Pada masa itu, Raja Tarusbawa menyetujui pemecahan Tarumanegara menjadi dua bagian, dimana salah satunya adalah Kerajaan Sunda. Pada saat itulah, Raja Tarusbawa justru lebih memilih untuk mengembangkan kerajaan baru ini dibandingkan mempertahankan Kerajaan Tarumanegara. 

    Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

    1. Prasasti Tugu

    Prasasti Tugu yang merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara yang ditemukan di Jakarta Utara, tepatnya di daerah Cilincing. Prasasti yang ditulis dengan menggunakan bahasa sansekerta ini berita mengenai perintah pembangunan terusan di kawasan Sungai Gomati. Perintah tersebut berasal dari Raja Purnawarman yang ditujukan kepada masyarakatnya.

    Terusan yang dibangun ini tentunya memiliki tujuan sebagai pencegah terjadinya bencana banjir pada saat musim hujan. Selain itu, terusan juga dapat digunakan sebagai jalan penghubung yang dapat diakses secara bebas oleh para masyarakat. Jalan terusan tersebut dibangun dengan panjang sekitar 6.122 tombak.

    2. Candi

    Peninggalan dari Kerajaan Hindu Tarumanegara satu ini dapat Anda temukan di daerah Karawang Jawa Barat tepatnya di Desa Segaran. Candi ini terletak di dekat pemukiman dan berada di tengah sawah. Situs peninggalan satu ini dapat bebas Anda kunjungi tanpa merusak sawah milik warga.  Disini Anda dapat menikmati sekitar 62 candi yang tersebar di tengah sawah.

    3. Prasasti Jambu

    Kata jambu sebagai nama prasasti berasal dari daerah dimana ditemukannya prasasti ini, yaitu perkebunan jambu di kawasan yang berjarak 30 km dari Bogor. Dalam Prasasti Jambu tertulis bahwa Raja Purnawarman memiliki banyak kelebihan. Kelebihan tersebut yaitu selalu memberikan hadiah kehormatan bagi rakyatnya yang setia, memiliki kekuatan dan tak terkalahkan, serta dapat menghancurkan musuh yang menyerangnya. Prasasti ini juga berisi tentang pujian kepada Raja Purnawarman.

    4. Prasasti Kebon Kopi

    Peninggalan Kerajaan Tarumanegara berikutnya yaitu Prasasti Kebon Kopi. Anda akan melihat kaki gajah yang berjumlah 2 yang tergambar di atas prasasti ini. Dalam catatan yang tertulis, gambar tersebut merupakan telapak kaki dari gajah yang ditunggangi oleh penguasa Taruma. Salah satu gajah tersebut dinamakan sebagai Airawata yang merupakan gajah yang ditunggangi oleh Batara Indra (dewa perang). Prasasti ini ditemukan di Muara Hilir Kota Bogor.

    5. Prasasti Muara Cianten

    Prasasti yang ditemukan di tepi sawah ini diperkirakan dibuat sejak tahun 536 Masehi atau tahun 458 Saka. Prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara ini memuat tentang masalah pemerintahan negara. Dimana pada masa itu, pemerintahan negara dikembalikan pada Raja Sunda.

    ——————–

    Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Cosmo Girl

  • Sejarah Kerajaan Malaka: Pendiri, Letak, Raja-raja, Keruntuhan dan Peninggalan

    Sejarah kerajaan Malaka

    Asal Usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Malaka

    Kerajaan Malaka berdiri pada  sekitar tahun 1380 sampai dengan 1403 yang  dipimpin  oleh seorang raja bernama Parameswa atau dikenal dengan nama lain Iskandar Syah, menjadi satu pemerintahan  yang berpengaruh atas penyebaran agama Islam. Didirikan setelah kekalahan yang terjadi atas kerajaan Sriwijaya oleh serangan luar dari Majapahit.

    Sejarah panjang akan kejayaan dan juga perluasan wilayah yang dilakukannya tentunya sudah banyak memberikan pengaruh terhadap keberadaan ajaran Islam sampai dengan wilayah Nusantara saat ini. Kisah-kisah kemapanan  kehidupan ekonomi, politik, sosial  budaya  dan juga ilmu pengetahuannya, menjadi kisah akan kebesaran  pemerintahan  saat itu.

    Mulai dari dalam status pelarian, hingga berhasil membangun peradaban baru yang kemudian menarik simpati banyak orang, hingga akhirnya harus kalah dan tunduk atas penyerangan dari Portugis. Berbagai kisah kejayaan tersebut juga bisa dinikmati dan diabadikan dalam beberapa peninggalan bangunan dan juga karya sastra hingga saat ini.

    Letak dan Pendiri Kerajaan Malaka

    Letak geografis Kerajaan Malaka yaitu tepat di daerah Selat Malaka atau Semenanjung Malaka. Pertama kali didirikan oleh Parameswara. Sedangkan untuk wilayah kekuasaan awal di bawahnya yaitu meliputi daerah Ligor, Patani, Trenggono. Kemudian dilakukan ekspansi sampai dengan  Kepulauan Riau, Brunai, Serawak, Sumatera, hingga daerah Tanjung Pura di  Kalimantan  Barat.

    Kehidupan Kerajaan Malaka

    1. Kehidupan Politik Kerajaan Malaka

    Dalam masa kepemimpinan pada masa  Kerajaan Malaka berlangsung dengan sistem politik yang didasarkan pada konsep islam. Dimana nilai kedamaian lebih ditekankan untuk memperoleh  Keefektifan  dalam penerapan kebijakannya. Bentuk dari model kehidupan politik ini dicapai melalui diplomasi damai jalur perkawinan.

    Perjanjian perdamaian atas daerah yang berpotensi buruk terhadap keberadaannya juga dilakukan, seperti diplomasi perdagangan dengan Cina. Sedangkan untuk mengakhiri perseteruan dengan  kerajaan  Majapahit dilakukan sebuah perkawinan dua kekuasaan untuk menjalin hubungan politik yang damai. Hal ini juga menjadi tradisi yang diteruskan oleh pewaris tahta selanjutnya.

    2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Malaka

    Kehidupan ekonomi yang terjadi pada masa Kerajaan Malaka dijalankan dengan penerapan pajak dan juga bea cukai. Pungutan tersebut digunakan untuk menyokong kas negara. Sedangkan para pedagang juga memberikan upeti kepada Raja dan juga pejabat sebagai uang kontribusi yang membuat penguasa pada saat itu kaya.

    Undang-undang laut yang dibuat juga menjadi satu poin penting dalam kehidupan ekonomi yang dijalankannya. Dimana digunakan untuk mengatur sistem pelayaran dan juga  perdagangan  agar tidak merugikan.

    3. Kehidupan Sosial Kerajaan Malaka

    Kehidupan sosial masyarakat yang ada di masa itu sangat dipengaruhi akan keadaan alamnya. Dimana posisi geografis, mempengaruhi keadaan sosial yang berlangsung di dalamnya. Banyak masyarakat yang hidup lebih individualis.

    Kondisi tersebut terjadi karena lokasi wilayah yang berada di daerah Semenanjung malaka dan dekat dengan dunia maritim. Sehingga warganya sangat kurang sekali berinteraksi dengan sekitarnya.

    4. Kehidupan Agama Kerajaan Malaka

    Kehidupan  agamanya dipengaruhi oleh ajaran Islam yang kental. Bahkan dikatakan bahwa menjadi awal penyebaran yang mencapai dengan Nusantara saat ini.

    Hal ini terjadi karena intensitas interaksi yang terjadi antara Raja dan ataupun warganya bersama dengan pedagang  dari Timur Tengah. Dimana mayoritas adalah beragam islam, begitulah gambarannya.

    5. Kehidupan Budaya Kerajaan Malaka

    Kehidupan Budaya yang berlangsung selama masa  Kerajaan Malaka didominasi dengan perkembangan sastra melayu. Banyak sekali peninggalan-peninggalan yang kemudian menjadi bukti keberadaan pemerintahan pada masa terdahulu dalam bentuk karya Sulu, Syair,  Hikayat , dan jenis lainnya.

    Karya paling dikenal diantaranya adalah Hikayat Hang Tuah, Hikayat Hang lengkir, dan juga Hang jebat. Sampai sekarang masih dijaga dan juga dilestarikan dalam dunia pendidikan dan pertunjukan  sastra.

    Sistem dan Perkembangan  Pemerintahan Kerajaan Malaka

    Sistem pemerintahan yang berorientasi pada kedamaian dilakukan dengan upaya perkawinan kerajaan. Terutama dengan Majapahit yang memiliki kuasa dan juga kekuatan paling besar di daerah Jawa pada saat itu.

    Upaya perkawinan tersebut juga dilakukan dalam rangka untuk   memperluas  wilayah pemerintahan dan mempertahankan hubungan baik  di antara keduanya. Selain itu penerapan diplomasi perdagangan dengan beberapa negara termasuk Cina dilakukan juga untuk menjaga kestabilan perekonomian yang terjadi.

    Silsilah Raja Kerajaan Malaka

    1. Raja Iskandar Syah (1396-1414 M)

    Kepemimpinan Raja Iskandar Syah menjadi awal dari adanya pemerintah Kerajaan Malaka. Pemerintahan yang dipimpinnya   berlangsung selama 8 tahun, dari sekitar 1396 M hingga akhir 1414 M. Kebijakan yang dikeluarkan selama  menjabat  sebagai pemimpin kerajaan salah satunya yang paling berdampak besar yaitu inisiasi diplomatik antara  kerajaan dengan Cina dalam bidang perdagangan.

    2. Raja Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)

    Setelah Raja Iskandar  Syah mundur dari pucuk kepemimpinan kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Raja Muhammad Iskandar. Kepemimpinan berlangsung sekitar 10 tahun dari 1414 M hingga masa yang masuk pada tahun 1424 M. Kebijakan yang dilakukan dan memiliki pengaruh besar  diantaranya  adalah perluasan  wilayah sampai dengan daerah Semenanjung Malaka.

    3. Sultan Mudzafat Syah (1424-1458 M)

    Setelah menggulingkan kekuasaan yang dipegang oleh Sultan Muhammad Iskandar  Syah, akhirnya Sultan Mudzafat Syah berhasil menduduki tahta. Menjadi Raja pertama yang mendapat gelar Sultan, kepemimpinannya dianggap paling berhasil karena  ekspansi  besar-besar atas wilayah kekuasaan di bawah komando Hang Tuah.  Berkuasa dari tahun 1414 M hingga pada akhir 1458 M.

    4. Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)

    Setelah berhasil meraih puncak kejayaan bersama Sultan Mudzafat Syah, kemudian digantikan kedudukannya dengan anaknya yang bernama Sultan Mansyur Syah. Prestasi dalam bentuk perluasan wilayah kekuasaan berhasil dilakukannya mengikuti jejak sang Ayah. Perluasan mencapai wilayah Semenanjung Malaka hingga pada  Bagian Sumatera Tengah. Berkuasa dari tahun 1458 M hingga 1477 M.

    5. Sultan Alauddin Syah (1477-1488 M)

    Sultan Alauddin Syah yang merupakan anak dari Sultan Mansyur Syah menjadi salah satu simbol dari kemunduran awal dalam masa pemerintahan  berlangsung.  Berkuasa  setelah  menggantikan  kedudukan ayahnya yaitu tahun 1477 M hingga 1488 M. Berbagai kemunduran terjadi pada masanya, banyak wilayah kekuasaan yang akhirnya lepas, dan inilah yang kemudian menjadi sejarah awal kehancuran yang terjadi.

    6. Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)

    Setelah  dirasa tidak cakap memimpin akhirnya Sultan Alauddin  digantikan  oleh anaknya  yang  bernama  Mahmud Syah. Dimana pada masa kepemimpinannya Kerajaan Malaka berada di ujung tombak kehancuran. Wilayah kekuasaan yang  dimiliki hanya sebatas daerah Semenanjung Malaka saja.  Walaupun  telah menginisiasi berbagai perlawanan untuk perebutan kekuasaan, akhirnya kalah dan berakhir di 1511 M.

    Masa Kejayaan Kerajaan Malaka

    Sebagai salah satu kerajaan Islam yang ada di daerah kawasan negara Asia Tenggara, tentunya keberadaan Kerajaan Malaka telah sedikit banyak memberikan kontribusi kepada penyebaran Agama islam di Nusantara. Pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh kesultanan di dalamnya terdapat sebuah masa dimana Kerajaan tersebut mengalami masa kejayaannya.

    Puncak kejayaan atas kekuasaan yang dipimpinnya  yaitu ketika posisi Raja dipegang oleh Sultan Mudzafar Syah. Keberhasilannya menjadikan Malaka sebagai pusat dari perdagangan  diantara Timur dan Barat, menjadikan Kerajaan Slam tunduk dan  bertekuk lutut, dari sini masa keemasan dimulai. Perluasan  wilayah juga dilakukan sampai dengan daerah Pahang, Kapmar hingga Indragiri.

    Seorang  Laksamana yang berjasa besar dalam proses ekspansi pada masa kejayaan ini bernama Hang Tuah. Sudah barang tentu, banyak dari Anda mengenal dan tidak asing dengan nama tersebut. Pasalnya dalam catatan sejarah banyak sekali disinggung akan kepandaian dan juga keberhasilannya dalam membantu kepemimpinan Sultan Mudzafar Syah,  dimana  Kemudian  mengubah sejarah tentangnya.

    Faktor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Malaka

    Setelah mengalami masa kejayaan pada kepemimpinan Mudzafar Syah dengan didampingi  Laksamana  Hang Tuah yang melegenda, pada sekitar tahun 1511 semua sirna digantikan dengan  kekalahan telak atas Portugis. Penurunan kekuasaan atas pemimpin yang menjabat pada saat itu yaitu Mahmud Syah, menjadi satu tanda runtuhnya Kerajaan Malaka.

    Setelah mengalami dua pergantian kepemimpinan  yang  tidak sehat akhirnya Portugis mengambil alih wilayah kekuasaan yang telah diusahakan oleh pemimpin sebelumnya. Setelah dipukul mundur, Mahmud Syah sebagai Raja saat itu diketahui melarikan diri dari kerajaan. Kekosongan pemerintah menjadikan pihak sekutu dengan mudah menguasainya.

    Namun, dalam persembunyiannya ternyata Sultan Mahmud Syah telah merencanakan beberapa startegi perlawanan untuk kembali merebut tahta  Kerajaan  yang diduduki oleh Portugis. Selama kurun waktu 1518 sampai dengan 1520, perlawanan demi perlawanan dilakukan, namun selalu menemui kegagalan. Hingga pada 23 Oktober 1526, Sultan Mahmud meninggal digantikan oleh anaknya dan menjadi akhir dari semua.

    Prasasti dan Bukti Peninggalan Kerajaan Malaka

    1. Benteng A’Famosa

    Bangunan bersejarah ini merupakan satu dari sekian banyak deretan peninggalan dari sisa kejayaan Kerajaan Malaka yang pernah memimpin pada masanya. Keberadaannya pada masa lalu menjadi saksi bisu dari penyerangan yang dilakukan oleh portugis terhadap  pemerintahan  kerajaan yang sedang memimpin. Hingga akhirnya mengalami kekalahan besar yang menjadi awal kehancurannya.

    Bentuk arsitekturnya dibuat dengan gaya Eropa. Saat ini menjadi salah satu bangunan dengan situs tertua pada wilayah benua Asia. Di dalamnya ditemukan sebuah mata uang yang disinyalir sebagai alat jual beli dalam sistem perdagangan pada masa Kerajaan Malaka. Hal ini juga menjadi bukti kemapanan sistem perekonomian pada masa itu.

    2. Hikayat

    Peninggalan lain yang menjadi bukti akan keberadaannya adalah sebuah karya sastra berbentuk Hikayat. Dimana di dalamnya terdapat sebuah cerita dengan konsep dongeng namun corak yang digunakan menggunakan nilai-nilai Islam.

    Dari beberapa Hikayat yang paling terkenal adalah Hikayat Kepahlawanan Hang Tuah, dimana sosoknya menjadi satu simbol kejayaan dari Kerajaan Malaka.  Kemudian  juga terdapat Hikayat  Raja-raja  Pasai yang mana di dalamnya juga berisi tentang cerita  kepahlawanan  yang pernah terjadi pada masa itu.

    3. Syair

    Ada juga sebuah peninggalan lain dalam bentuk karya sastra yang disebut dengan syair. Seperti yang diketahui bahwa secara umum bentuknya berupa puisi lama dengan konsep didasarkan oleh ajaran islam.

    Biasanya pemilihan katanya selalu diakhiri dengan bunyi yang berirama sama.

    Karya syair-syair tersebut diantaranya yang paling populer adalah Syair Perahu, Syair Abdul Muluk, dan juga Syair Si Burung Pinggai. Saat masih banyak dilestarikan  dengan membawakannya  melalui musikalisasi pada acara yang bertajuk peduli peninggalan Budaya Melayu.

    4. Suluk

    Selain Hikayat terdapat pula sebuah karya sastra lain  yang  menjadi penanda akan kemapanan ilmu pengetahuan pada masa  kerajaan  Malaka yaitu dalam  bentuk  Suluk. Sisinya merupakan ajaran tasawuf yang membahas mengenai keberadaan Tuhan yang memiliki sifat Maha Esa.

    Diantara beberapa suluk yang menjadi peninggalan dari Kerajaan Malaka ada satu paling populer yaitu Suluk Wuji ditulis oleh Sunan Bonang. Di  dalamnya berisi tentang sebuah wejangan akan kehidupan dan bersosial yang relevan dalam semua waktu.

    ——————–

    Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Cosmo Girl