Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah sebuah kerajaan Hindu terbesar di Indonesia. Kerajaan ini didirikan pada tahun 358 hingga tahun 382 Masehi oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman. Kerajaan ini berdiri di tepi Sungai Citarum.
Nama Tarumanegara diambil dari dua kata, yaitu ‘Tarum’ dan ‘Nagara’. Tarum bermakna sungai, dimana sungai yang dimaksud ini adalah sungai yang membelah wilayah Jawa Barat. Sedangkan nagara bermakna negara atau kerajaan. Selain menjadi kerajaan Hindu terbesar, Tarumanegara juga merupakan kerajaan tertua kedua di Nusantara.
Letak dan Pendiri Kerajaan Tarumanagara
Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh pemuka agama atau yang dikenal dengan istilah Maharesi yang bernama Jayasingawarman. Pendiri Kerajaan Tarumanegara ini berasal dari India dan sekaligus juga menjadi raja pertama dari Kerajaan Tarumanegara. Letak wilayah kerajaan Tarumanegara ini berada di lembah Sungai Citarum, Bogor, Jawa Barat. Sedangkan luas wilayah kekuasaan dari kerajaan ini mulai dari Banten, Bogor, Jakarta, Cirebon, bahkan sampai ke Kawarang.
Artikel terkait: Sejarah kerajaan demak
Sistem Pemerintahan Kerajaan Tarumanegara
Silsilah Raja Kerajaan Tarumanegara
- Raja Jayasingawarman
Beliau merupakan raja pertama yang memerintah Kerajaan Tarumanegara. Beliau memimpin kerajaan mulai tahun 358 Masehi hingga tahun 382 Masehi. Beliau sekaligus juga merupakan pendiri dari Kerajaan Tarumanegara.
- Raja Dharmayawarman
Raja Dharmayawarman sempat memerintah Kerajaan Tarumanegara sejak tahun 382 Masehi sampai tahun 395 Masehi. Beliau menggantikan kepemimpinan raja sebelumnya yang tidak lain merupakan ayahnya.
- Raja Purnawarman
Masa pemerintahannya yaitu sejak tahun 395 Masehi sampai tahun 434 Masehi. Ketika di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Tarumanegara mengalami masa keemasan. Pada saat itu, kerajaan mampu menguasai 48 kerajaan kecil.
- Raja Wisnuwarman
Lama pemerintahan di bawah pimpinan Raja Wisnuwarman adalah selama kurun waktu 21 tahun, terhitung sejak tahun 434 Masehi hingga tahun 455 Masehi. Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan yang dilakukan Cakrawarman yang merupakan paman beliau.
- Raja Indrawarman
Beliau sempat menjadi Raja Kerajaan Tarumanegara dari tahun 455 Masehi sampai tahun 515 Masehi. Raja Indrawarman berhenti menjadi pemimpin karena telah meninggal, kemudian kekuasaannya jatuh pada anaknya.
- Raja Candrawarman
Candrawarman memerintah Kerajaan Tarumanegara sejak tahun 515 Masehi hingga tahun 535 Masehi. Pada masa pemerintahannya diberlakukan sistem otonomi daerah, sehingga setiap daerah dapat mengelola daerahnya masing-masing.
- Raja Suryawarman
Masa pemerintahan Raja Suryawarman berjalan mulai tahun 535 Masehi sampai tahun 561 Masehi. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Tarumanegara mengalami perluasan wilayah ke daerah timur.
- Raja Sudhawarman
Kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh Raja Sudhawarman selama 11 tahun, yaitu mulai tahun 628 Masehi sampai 639 Masehi. Pada masa kepemimpinannya, Tarumanegara justru mengalami kemunduran.
- Raja Hariwangsawarman
Beliau memerintah kerajaan hanya sebentar, yaitu sejak tahun 639 Masehi sampai tahun 640 Masehi. Hal ini disebabkan karena karakternya yang kasar dan semena-mena, sehingga ia dibunuh oleh Kertawarman yang merupakan anak angkatnya.
- Raja Nagajayawarman
Nagajayawarman memimpin Kerajaan Tarumanegara mulai tahun 640 Masehi hingga tahun 666 Masehi. Beliau merupakan menantu dari raja sebelumnya, yaitu Raja Hariwangsawarman.
- Raja Linggawarman
Kerajaan Tarumanegara berada di bawah kepemimpinan Raja Linggawarman pada tahun 666 Masehi sampai tahun 669 Masehi. Kekuasaannya berakhir seiring dengan berakhirnya usia beliau.
- Raja Kertawarman
Raja Kertawarman merupakan raja terakhir di Kerajaan Tarumanegara. Beliau memerintah sejak tahun 561 Masehi hingga tahun 628 Masehi.
Kehidupan Kerajaan Tarumanegara
1. Politik
2. Ekonomi
3. Sosial
4. Budaya
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
1. Serangan dari Kerajaan Lain
Faktor utama penyebab keruntuhan Kerajaan Tarumanegara adalah karena adanya serangan dari kerajaan lain. Salah satu serangan besar yang kemudian meruntuhkan kerajaan ini adalah serangan dari Majapahit saat Tarumanegara berada di bawah kepemimpinan Raja Sudawarman.
2. Pengalihan Kekuasaan
Tanda kemunduran Tarumanegara sebenarnya sudah terlihat saat Raja Linggawarman bertahta. Ia tidak memiliki penerus tahta karena Raja Linggawarman hanya memiliki dua orang putri. Tahta ini akhirnya jatuh ke tangan menantunya, yaitu Raja Tarusbawa. Pengalihan kepemimpinan inilah yang kemudian dianggap menjadi cikal bakal keruntuhan Tarumanegara.
Tarusbawa yang kala itu adalah raja dari Kerajaan Sunda, salah satu kerajaan daerah di bawah kekuasaan Tarumanegara, justru memilih mengembangkan Kerajaan Sunda. Kebijakan ini kemudian menyebabkan Kerajaan Galuh memisahkan diri dari kekuasaan Tarumanegara.
Akibat dari kebijakan ini jugalah yang kemudian mendorong Kerajaan Galuh meminta kepada Tarusbawa untuk membagi wilayah dari Tarumanegara agar dibagi dua. Raja Tarusbawa yang kala itu sebisa mungkin menginginkan agar tidak terjadi perang saudara pun menyetujui permintaan tersebut.
3. Kekosongan Kepemimpinan
Hal lain yang dianggap menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Tarumanegara adalah kekosongan kepemimpinan. Hal ini terjadi saat masa kepemimpinan Raja Tarusbawa. Pada masa itu, Raja Tarusbawa menyetujui pemecahan Tarumanegara menjadi dua bagian, dimana salah satunya adalah Kerajaan Sunda. Pada saat itulah, Raja Tarusbawa justru lebih memilih untuk mengembangkan kerajaan baru ini dibandingkan mempertahankan Kerajaan Tarumanegara.
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
1. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu yang merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara yang ditemukan di Jakarta Utara, tepatnya di daerah Cilincing. Prasasti yang ditulis dengan menggunakan bahasa sansekerta ini berita mengenai perintah pembangunan terusan di kawasan Sungai Gomati. Perintah tersebut berasal dari Raja Purnawarman yang ditujukan kepada masyarakatnya.
Terusan yang dibangun ini tentunya memiliki tujuan sebagai pencegah terjadinya bencana banjir pada saat musim hujan. Selain itu, terusan juga dapat digunakan sebagai jalan penghubung yang dapat diakses secara bebas oleh para masyarakat. Jalan terusan tersebut dibangun dengan panjang sekitar 6.122 tombak.
2. Candi
Peninggalan dari Kerajaan Hindu Tarumanegara satu ini dapat Anda temukan di daerah Karawang Jawa Barat tepatnya di Desa Segaran. Candi ini terletak di dekat pemukiman dan berada di tengah sawah. Situs peninggalan satu ini dapat bebas Anda kunjungi tanpa merusak sawah milik warga. Disini Anda dapat menikmati sekitar 62 candi yang tersebar di tengah sawah.
3. Prasasti Jambu
Kata jambu sebagai nama prasasti berasal dari daerah dimana ditemukannya prasasti ini, yaitu perkebunan jambu di kawasan yang berjarak 30 km dari Bogor. Dalam Prasasti Jambu tertulis bahwa Raja Purnawarman memiliki banyak kelebihan. Kelebihan tersebut yaitu selalu memberikan hadiah kehormatan bagi rakyatnya yang setia, memiliki kekuatan dan tak terkalahkan, serta dapat menghancurkan musuh yang menyerangnya. Prasasti ini juga berisi tentang pujian kepada Raja Purnawarman.
4. Prasasti Kebon Kopi
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara berikutnya yaitu Prasasti Kebon Kopi. Anda akan melihat kaki gajah yang berjumlah 2 yang tergambar di atas prasasti ini. Dalam catatan yang tertulis, gambar tersebut merupakan telapak kaki dari gajah yang ditunggangi oleh penguasa Taruma. Salah satu gajah tersebut dinamakan sebagai Airawata yang merupakan gajah yang ditunggangi oleh Batara Indra (dewa perang). Prasasti ini ditemukan di Muara Hilir Kota Bogor.
5. Prasasti Muara Cianten
Prasasti yang ditemukan di tepi sawah ini diperkirakan dibuat sejak tahun 536 Masehi atau tahun 458 Saka. Prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara ini memuat tentang masalah pemerintahan negara. Dimana pada masa itu, pemerintahan negara dikembalikan pada Raja Sunda.
——————–
Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Cosmo Girl