Asal Usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka berdiri pada sekitar tahun 1380 sampai dengan 1403 yang dipimpin oleh seorang raja bernama Parameswa atau dikenal dengan nama lain Iskandar Syah, menjadi satu pemerintahan yang berpengaruh atas penyebaran agama Islam. Didirikan setelah kekalahan yang terjadi atas kerajaan Sriwijaya oleh serangan luar dari Majapahit.
Sejarah panjang akan kejayaan dan juga perluasan wilayah yang dilakukannya tentunya sudah banyak memberikan pengaruh terhadap keberadaan ajaran Islam sampai dengan wilayah Nusantara saat ini. Kisah-kisah kemapanan kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya dan juga ilmu pengetahuannya, menjadi kisah akan kebesaran pemerintahan saat itu.
Mulai dari dalam status pelarian, hingga berhasil membangun peradaban baru yang kemudian menarik simpati banyak orang, hingga akhirnya harus kalah dan tunduk atas penyerangan dari Portugis. Berbagai kisah kejayaan tersebut juga bisa dinikmati dan diabadikan dalam beberapa peninggalan bangunan dan juga karya sastra hingga saat ini.
Letak dan Pendiri Kerajaan Malaka
Letak geografis Kerajaan Malaka yaitu tepat di daerah Selat Malaka atau Semenanjung Malaka. Pertama kali didirikan oleh Parameswara. Sedangkan untuk wilayah kekuasaan awal di bawahnya yaitu meliputi daerah Ligor, Patani, Trenggono. Kemudian dilakukan ekspansi sampai dengan Kepulauan Riau, Brunai, Serawak, Sumatera, hingga daerah Tanjung Pura di Kalimantan Barat.
Kehidupan Kerajaan Malaka
1. Kehidupan Politik Kerajaan Malaka
Dalam masa kepemimpinan pada masa Kerajaan Malaka berlangsung dengan sistem politik yang didasarkan pada konsep islam. Dimana nilai kedamaian lebih ditekankan untuk memperoleh Keefektifan dalam penerapan kebijakannya. Bentuk dari model kehidupan politik ini dicapai melalui diplomasi damai jalur perkawinan.
Perjanjian perdamaian atas daerah yang berpotensi buruk terhadap keberadaannya juga dilakukan, seperti diplomasi perdagangan dengan Cina. Sedangkan untuk mengakhiri perseteruan dengan kerajaan Majapahit dilakukan sebuah perkawinan dua kekuasaan untuk menjalin hubungan politik yang damai. Hal ini juga menjadi tradisi yang diteruskan oleh pewaris tahta selanjutnya.
2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Malaka
Kehidupan ekonomi yang terjadi pada masa Kerajaan Malaka dijalankan dengan penerapan pajak dan juga bea cukai. Pungutan tersebut digunakan untuk menyokong kas negara. Sedangkan para pedagang juga memberikan upeti kepada Raja dan juga pejabat sebagai uang kontribusi yang membuat penguasa pada saat itu kaya.
Undang-undang laut yang dibuat juga menjadi satu poin penting dalam kehidupan ekonomi yang dijalankannya. Dimana digunakan untuk mengatur sistem pelayaran dan juga perdagangan agar tidak merugikan.
3. Kehidupan Sosial Kerajaan Malaka
Kehidupan sosial masyarakat yang ada di masa itu sangat dipengaruhi akan keadaan alamnya. Dimana posisi geografis, mempengaruhi keadaan sosial yang berlangsung di dalamnya. Banyak masyarakat yang hidup lebih individualis.
Kondisi tersebut terjadi karena lokasi wilayah yang berada di daerah Semenanjung malaka dan dekat dengan dunia maritim. Sehingga warganya sangat kurang sekali berinteraksi dengan sekitarnya.
4. Kehidupan Agama Kerajaan Malaka
Kehidupan agamanya dipengaruhi oleh ajaran Islam yang kental. Bahkan dikatakan bahwa menjadi awal penyebaran yang mencapai dengan Nusantara saat ini.
Hal ini terjadi karena intensitas interaksi yang terjadi antara Raja dan ataupun warganya bersama dengan pedagang dari Timur Tengah. Dimana mayoritas adalah beragam islam, begitulah gambarannya.
5. Kehidupan Budaya Kerajaan Malaka
Kehidupan Budaya yang berlangsung selama masa Kerajaan Malaka didominasi dengan perkembangan sastra melayu. Banyak sekali peninggalan-peninggalan yang kemudian menjadi bukti keberadaan pemerintahan pada masa terdahulu dalam bentuk karya Sulu, Syair, Hikayat , dan jenis lainnya.
Karya paling dikenal diantaranya adalah Hikayat Hang Tuah, Hikayat Hang lengkir, dan juga Hang jebat. Sampai sekarang masih dijaga dan juga dilestarikan dalam dunia pendidikan dan pertunjukan sastra.
Sistem dan Perkembangan Pemerintahan Kerajaan Malaka
Sistem pemerintahan yang berorientasi pada kedamaian dilakukan dengan upaya perkawinan kerajaan. Terutama dengan Majapahit yang memiliki kuasa dan juga kekuatan paling besar di daerah Jawa pada saat itu.
Upaya perkawinan tersebut juga dilakukan dalam rangka untuk memperluas wilayah pemerintahan dan mempertahankan hubungan baik di antara keduanya. Selain itu penerapan diplomasi perdagangan dengan beberapa negara termasuk Cina dilakukan juga untuk menjaga kestabilan perekonomian yang terjadi.
Silsilah Raja Kerajaan Malaka
1. Raja Iskandar Syah (1396-1414 M)
Kepemimpinan Raja Iskandar Syah menjadi awal dari adanya pemerintah Kerajaan Malaka. Pemerintahan yang dipimpinnya berlangsung selama 8 tahun, dari sekitar 1396 M hingga akhir 1414 M. Kebijakan yang dikeluarkan selama menjabat sebagai pemimpin kerajaan salah satunya yang paling berdampak besar yaitu inisiasi diplomatik antara kerajaan dengan Cina dalam bidang perdagangan.
2. Raja Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)
Setelah Raja Iskandar Syah mundur dari pucuk kepemimpinan kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Raja Muhammad Iskandar. Kepemimpinan berlangsung sekitar 10 tahun dari 1414 M hingga masa yang masuk pada tahun 1424 M. Kebijakan yang dilakukan dan memiliki pengaruh besar diantaranya adalah perluasan wilayah sampai dengan daerah Semenanjung Malaka.
3. Sultan Mudzafat Syah (1424-1458 M)
Setelah menggulingkan kekuasaan yang dipegang oleh Sultan Muhammad Iskandar Syah, akhirnya Sultan Mudzafat Syah berhasil menduduki tahta. Menjadi Raja pertama yang mendapat gelar Sultan, kepemimpinannya dianggap paling berhasil karena ekspansi besar-besar atas wilayah kekuasaan di bawah komando Hang Tuah. Berkuasa dari tahun 1414 M hingga pada akhir 1458 M.
4. Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)
Setelah berhasil meraih puncak kejayaan bersama Sultan Mudzafat Syah, kemudian digantikan kedudukannya dengan anaknya yang bernama Sultan Mansyur Syah. Prestasi dalam bentuk perluasan wilayah kekuasaan berhasil dilakukannya mengikuti jejak sang Ayah. Perluasan mencapai wilayah Semenanjung Malaka hingga pada Bagian Sumatera Tengah. Berkuasa dari tahun 1458 M hingga 1477 M.
5. Sultan Alauddin Syah (1477-1488 M)
Sultan Alauddin Syah yang merupakan anak dari Sultan Mansyur Syah menjadi salah satu simbol dari kemunduran awal dalam masa pemerintahan berlangsung. Berkuasa setelah menggantikan kedudukan ayahnya yaitu tahun 1477 M hingga 1488 M. Berbagai kemunduran terjadi pada masanya, banyak wilayah kekuasaan yang akhirnya lepas, dan inilah yang kemudian menjadi sejarah awal kehancuran yang terjadi.
6. Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)
Setelah dirasa tidak cakap memimpin akhirnya Sultan Alauddin digantikan oleh anaknya yang bernama Mahmud Syah. Dimana pada masa kepemimpinannya Kerajaan Malaka berada di ujung tombak kehancuran. Wilayah kekuasaan yang dimiliki hanya sebatas daerah Semenanjung Malaka saja. Walaupun telah menginisiasi berbagai perlawanan untuk perebutan kekuasaan, akhirnya kalah dan berakhir di 1511 M.
Masa Kejayaan Kerajaan Malaka
Sebagai salah satu kerajaan Islam yang ada di daerah kawasan negara Asia Tenggara, tentunya keberadaan Kerajaan Malaka telah sedikit banyak memberikan kontribusi kepada penyebaran Agama islam di Nusantara. Pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh kesultanan di dalamnya terdapat sebuah masa dimana Kerajaan tersebut mengalami masa kejayaannya.
Puncak kejayaan atas kekuasaan yang dipimpinnya yaitu ketika posisi Raja dipegang oleh Sultan Mudzafar Syah. Keberhasilannya menjadikan Malaka sebagai pusat dari perdagangan diantara Timur dan Barat, menjadikan Kerajaan Slam tunduk dan bertekuk lutut, dari sini masa keemasan dimulai. Perluasan wilayah juga dilakukan sampai dengan daerah Pahang, Kapmar hingga Indragiri.
Seorang Laksamana yang berjasa besar dalam proses ekspansi pada masa kejayaan ini bernama Hang Tuah. Sudah barang tentu, banyak dari Anda mengenal dan tidak asing dengan nama tersebut. Pasalnya dalam catatan sejarah banyak sekali disinggung akan kepandaian dan juga keberhasilannya dalam membantu kepemimpinan Sultan Mudzafar Syah, dimana Kemudian mengubah sejarah tentangnya.
Faktor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Malaka
Setelah mengalami masa kejayaan pada kepemimpinan Mudzafar Syah dengan didampingi Laksamana Hang Tuah yang melegenda, pada sekitar tahun 1511 semua sirna digantikan dengan kekalahan telak atas Portugis. Penurunan kekuasaan atas pemimpin yang menjabat pada saat itu yaitu Mahmud Syah, menjadi satu tanda runtuhnya Kerajaan Malaka.
Setelah mengalami dua pergantian kepemimpinan yang tidak sehat akhirnya Portugis mengambil alih wilayah kekuasaan yang telah diusahakan oleh pemimpin sebelumnya. Setelah dipukul mundur, Mahmud Syah sebagai Raja saat itu diketahui melarikan diri dari kerajaan. Kekosongan pemerintah menjadikan pihak sekutu dengan mudah menguasainya.
Namun, dalam persembunyiannya ternyata Sultan Mahmud Syah telah merencanakan beberapa startegi perlawanan untuk kembali merebut tahta Kerajaan yang diduduki oleh Portugis. Selama kurun waktu 1518 sampai dengan 1520, perlawanan demi perlawanan dilakukan, namun selalu menemui kegagalan. Hingga pada 23 Oktober 1526, Sultan Mahmud meninggal digantikan oleh anaknya dan menjadi akhir dari semua.
Prasasti dan Bukti Peninggalan Kerajaan Malaka
1. Benteng A’Famosa
Bangunan bersejarah ini merupakan satu dari sekian banyak deretan peninggalan dari sisa kejayaan Kerajaan Malaka yang pernah memimpin pada masanya. Keberadaannya pada masa lalu menjadi saksi bisu dari penyerangan yang dilakukan oleh portugis terhadap pemerintahan kerajaan yang sedang memimpin. Hingga akhirnya mengalami kekalahan besar yang menjadi awal kehancurannya.
Bentuk arsitekturnya dibuat dengan gaya Eropa. Saat ini menjadi salah satu bangunan dengan situs tertua pada wilayah benua Asia. Di dalamnya ditemukan sebuah mata uang yang disinyalir sebagai alat jual beli dalam sistem perdagangan pada masa Kerajaan Malaka. Hal ini juga menjadi bukti kemapanan sistem perekonomian pada masa itu.
2. Hikayat
Peninggalan lain yang menjadi bukti akan keberadaannya adalah sebuah karya sastra berbentuk Hikayat. Dimana di dalamnya terdapat sebuah cerita dengan konsep dongeng namun corak yang digunakan menggunakan nilai-nilai Islam.
Dari beberapa Hikayat yang paling terkenal adalah Hikayat Kepahlawanan Hang Tuah, dimana sosoknya menjadi satu simbol kejayaan dari Kerajaan Malaka. Kemudian juga terdapat Hikayat Raja-raja Pasai yang mana di dalamnya juga berisi tentang cerita kepahlawanan yang pernah terjadi pada masa itu.
3. Syair
Ada juga sebuah peninggalan lain dalam bentuk karya sastra yang disebut dengan syair. Seperti yang diketahui bahwa secara umum bentuknya berupa puisi lama dengan konsep didasarkan oleh ajaran islam.
Biasanya pemilihan katanya selalu diakhiri dengan bunyi yang berirama sama.
Karya syair-syair tersebut diantaranya yang paling populer adalah Syair Perahu, Syair Abdul Muluk, dan juga Syair Si Burung Pinggai. Saat masih banyak dilestarikan dengan membawakannya melalui musikalisasi pada acara yang bertajuk peduli peninggalan Budaya Melayu.
4. Suluk
Selain Hikayat terdapat pula sebuah karya sastra lain yang menjadi penanda akan kemapanan ilmu pengetahuan pada masa kerajaan Malaka yaitu dalam bentuk Suluk. Sisinya merupakan ajaran tasawuf yang membahas mengenai keberadaan Tuhan yang memiliki sifat Maha Esa.
Diantara beberapa suluk yang menjadi peninggalan dari Kerajaan Malaka ada satu paling populer yaitu Suluk Wuji ditulis oleh Sunan Bonang. Di dalamnya berisi tentang sebuah wejangan akan kehidupan dan bersosial yang relevan dalam semua waktu.
——————–
Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Cosmo Girl