Asal Usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak atau kesultanan Peureulak adalah salah satu kesultanan Islam tertua yang ada di Indonesia dan dunia. Kerajaan ini telah berkuasa di seluruh wilayah Peureulak, Aceh sejak tahun 820 sampai 1292M dan setelah runtuh kerajaan tersebut digabungkan dengan Samudera Pasai.
Nama Perlak diambil dari nama satu daerah setempat yang banyak menghasilkan kayu perlak. Adapun kayu tersebut dikenal bagus sebagai material membuat kapal sehingga banyak yang menyebutnya sebagai Negeri Perlak.
Letak yang strategis didukung dengan alamnya yang mampu menunjang kehidupan masyarakat setempat membuat kesultanan Perlak semakin dikenal luas dan sering disinggahi kapal Persia dan Arab pada abad ke 8. Selain itu, adanya perkawinan antara saudagar dan perempuan asli Perlak membuat agama islam semakin meluas.
Letak dan Pendiri Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak ini berada di Perlak, Aceh Timur, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Letak kerajaan yang berada di ujung Sumatera dan sebagai jalur perdagangan membuat wilayah tersebut berkembang semakin pesat sebagai bandar niaga.
Pendiri Kerajaan Perlak adalah Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Aziz Shah yang juga menjadi raja pertamanya. Kerajaan ini didirikan pada 1 Muharram 225H atau 840M. Beliau merupakan pemimpin keturunan Arab dan perempuan setempat yang menganut aliran Syiah,
Kehidupan Kerajaan Perlak
1. Kehidupan Politik Kerajaan Perlak
Adanya politik persahabatan yang dilakukan oleh Sultan Perlak ke 17, yaitu Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan. Sultan yang memerintah pada tahun 1230 sampai 126M tersebut menikahkan kedua putrinya dengan raja yang berasal dari kerajaan berbeda.
Putri pertamanya yang bernama Putri Ratna Kamala dinikahkan dengan seorang raja dari kerajaan Malaka bernama Sultan Muhammad Shah atau lebih dikenal Sultan Prameswara. Sedangkan putri kedua bernama Putri Ganggang menikah dengan raja dari kerajaan Samudera Pasai yakni Al Malik Al Saleh.
Setelah Sultan terakhir perlak meninggal yaitu Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan yang memerintah 1267 sampai 1292 Kerajaan Perlak diambil alih oleh Samudera Pasai. Dan berikutnya dipimpin oleh keturunan Al Malik Al Saleh yang bernama Sultan Muhammad Malik Al Zahir.
2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Perlak
Di bidang ekonomi, Kerajaan Perlak bisa dikatakan sangat maju karena menjadi salah satu pusat perdagangan dan maritim. Sebagian besar penduduk Perlak merupakan pedagang hasil alam dari kebun dan kebun. Letak geografis dan hasil alam yang menarik membuat perkembangan ekonomi semakin pesat bahkan para pedagang dari luar negeri pun sukses meliriknya.
3. Kehidupan Sosial Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak merupakan kerajaan islam yang hidup berdampingan dengan kerajaan lain yang menganut ajaran agama Hindu dan Buddha. Meskipun begitu, baik keluarga kerajaan dan penduduk setempat tetap berpegang teguh dengan Al-Quran dan hadis dalam kehidupan sehari-harinya.
4. Kehidupan Agama Kerajaan Perlak
Kehidupan agama Kerajaan Perlak mendapat dukungan dari berbagai penjuru khususnya para pendatang. Pada abad ke 8, Perlak dikenal sebagai bandar niaga dan banyak kapal dari negara Arab Gujarat dan Persia. Para pendatang tersebut turut berperan menyebarkan agama islam di wilayah Perlak karena sebelum ada pendatang hanya sedikit masyarakat yang menganut islam.
5. Kehidupan Budaya Kerajaan Perlak
Budaya berdagang sudah mendarah daging bagi masyarakat. Hal tersebut dibantu dengan datangnya para saudagar dari berbagai negara yang beberapa diantaranya menetap dan menikah dengan perempuan pribumi.
Sistem dan Perkembangan Pemerintahan Kerajaan Perlak
Kemampuan masyarakat dalam menjalankan sistem pemerintahan ditandai dengan berdirinya Kerajaan Perlak. Kerajaan tersebut berdiri pada abad ke 8 dan mulai mencoba untuk menyebarkan islam ke seluruh penduduknya.
Pada awal dibentuk, kerajaan di pimpin oleh Sultan Alaiddin Sayid Maulana Aziz Shah. Namun, pada masa pemerintahannya ibukota kerajaan diubah yang awalnya Bandar Perlak menjadi Bandar Khalifah. Pada masa pemerintahannya islam Syiah mulai di ajarkan.
Kerajaan Perlak pernah beberapa kali mengalami pergulatan antara sesama penduduk serta serangan dari kerajaan Sriwijaya. Namun pada akhirnya, kesultanan perlak kembali bersatu dan menguasai kembali wilayah Perlak.
Kemudian pada masa kedaulatan Sultan Perlak ke 3 yang dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah yang membawa aliran islam Sunni. Setelah sultan wafat dan tak ada kedaulatan terjadi peperangan selama kurang lebih 2 tahun antara penganut islam Syiah dan Sunni.
Peperangan tersebut akhirnya dimenangkan oleh kaum Syiah yang mengakibatkan Kerajaan Perlak dipimpin oleh sultan dari aliran tersebut yaitu Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah. Setelah beliau wafat kemudian terjadi lagi pergolakan antara dua golongan dan dimenangkan oleh kaum Sunni. Oleh sebab itu, pada masa pemerintahan tersebut sultan yang dipilih dari golongan Sunni.
Lalu terjadi lagi pergulatan Sunni dan Syiah tak lama setelah sultan ke 7 Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan wafat. Pergulatan terjadi selama 4 tahun yang berakhir damai atas kesepakatan yaitu Perlak Pesisir dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah dari kaum Syiah dan Perlak Pedalaman milik kaum Sunni yang dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan.
Namun Perlak Pesisir kemudian diserang dan menyebabkan Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah wafat. Akibatnya seluruh wilayah Perlak dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat. Ia kemudian mengerahkan seluruh masyarakat untuk melawan kerajaan Sriwijaya selama bertahun-tahun, hingga akhirnya pihak Sriwijaya mundur dan mengaku kalah.
Silsilah Raja Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak terbagi menjadi dua dinasti raja yaitu dinasti Badul Aziz dan Johan Berdaulat. Berikut adalah daftar raja yang pernah memimpin kerajaan dan wilayah Perlak.
- Sultan Alaiddin Syed Maulana Aziz Shah, 840-864M
- Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah, 864-888M
- Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah, 888-913M
- Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughayat Shah, 915-918M
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Qodir Shah Johan Berdaulat, 928-932M
- Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Amin Shah Johan Berdaulat, 932-956M
- Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat, 956-983M
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat, 986-1023M
- Sultan Makhdum Alaiddin Mahmud Shah Johan Berdaulat, 1023-1059M
- Sultan Makhdum Alaiddin Mansur Shah Johan Berdaulat, 1059-1078M
- Sultan Makhdum Alaiddin Abdullah Shah Johan Berdaulat,1078-1109M
- Sultan Makhdum Alaiddin Ahmad Shah Johan Berdaulat,1109-1135M
- Sultan Makhdum Alaiddin Mahmud II Shah Johan Berdaulat, 1135-1160M
- Sultan Makhdum Alaiddin Usman Shah Johan Berdaulat, 1160-1173M
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan Berdaulat, 1173-1200M
- Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat,1200-1230M
- Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat,1230-1267M
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat, 1267-1292M
Masa Kejayaan Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak mengalami kerajaan pada masa Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat yang memerintah pada tahun 1230 sampai 1267M. Pada era tersebut perkembangan ekonomi melalui perdagangan maju dengan pesat. Selain itu, pendidikan juga ikut berkembang dengan ditandai dengan perluasan dakwah dan sistem pendidikan sesuai dengan syariat islam.
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Perlak
1. Serangan dari kerajaan Sriwijaya
Penyerangan dari kerajaan Sriwijaya ke Perlak Pesisir membuat pertahanan semakin memburuk bahkan membuat Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah wafat. Penyerangan tersebut merupakan awal penyebab runtuhnya kerajaan.
2. Perkembangan kerajaan Malaka
Kemunculan Kerajaan Perlak membuat kerajaan-kerajaan baru bermunculan, salah satunya kerajaan Malaka. Perkembangan kerajaan Malaka yang melesat maju membuat pusat perniagaan dan pelayaran Perlak menurun.
3. Adanya serbuan dari kerajaan Majapahit
Runtuhnya kesultanan Perlak disebabkan penyerbuan oleh tentara dari kerajaan Majapahit. Serangan tersebut membuat sebagian masyarakat melarikan diri ke pedalaman dan mulai mendirikan kerajaan baru seperti Linge, Kerajaan Aceh dan Pati Ambang.
4. Pernikahan dengan kerajaan tetangga
Pada masa kejayaan Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat menikahkan kedua putrinya dengan raja dari kerajaan tetangga. Beliau menikahkan putri pertama Putri Ratna Kumala dengan penguasa Kerajaan Malaka sementara putri kedua Putri Ganggang dengan sultan dari kerajaan Samudra Pasai.
Setelah sultan ke 18 Perlak wafat, kerajaan diambil oleh Muhammad Malik Al Zahir yang merupakan putra dari Putri Ganggang dan Sultan Malik Al Saleh. Setelah diambil alih, kerajaan digabungkan dengan kerajaan Samudra Pasai.
Peninggalan Kerajaan Perlak
1. Mata uang kerajaan
Bukti peninggalan dari kesultanan Perlak yaitu adanya mata uang asli kerajaan. Pada masa tersebut, Perlak diberkahi dengan hasil bumi baik perak maupun emas yang melimpah sehingga dimanfaatkan sebagai salah satu mata uangnya. Kehadiran uang tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat pada saat itu sudah lebih maju dan mengenal seni dari ukiran pada uang.
2. Stempel kerajaan
Peninggalan Kerajaan Perlak yang berhasil ditemukan berikutnya yaitu stempel. Terdapat kalimat yang menandai stempel tersebut milik kerajaan yang berbunyi ‘Al Wasiq Billah Kerajaan Negeri Bendahara Sanah 512’. Memang tak bisa diartikan secara menyeluruh, namun adanya Negeri Bendahara merupakan bukti bahwa kerajaan tersebut ada karena ia salah satu wilayah di Perlak.
3. Makam raja
Makam raja atau dikenal dengan makam raja Benoa merupakan peninggalan kerajaan. Dinamakan makam Benoa karena terletak di Benoa yang masih satu negara bagian yang terdapat di kesultanan Perlak.
Makam tersebut ditemukan di tepi sungai bernama Trenggulon. Pada batu nisan tersebut terdapat tulisan Arab yang diyakini dibuat dan telah ada sejak abad ke 11. Hingga saat ini, makam tersebut masih dilestarikan dan dijaga dengan baik.
4. Zhufan Zhi
Zhufan Zhi merupakan buku yang ditulis pada tahun 1225 oleh Zhao Rugua. Ia mengutip catatan dari seorang ahli geografi yaitu Chou Ku Fei yang ditulis pada tahun 1178. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa terdapat negeri (wilayah) islam yang dapat ditempuh dengan kapal selama 5 hari dari pulau Jawa.
Negeri yang maksud adalah Peureulak, karena Chou Ku Fei pernah menyebutkan butuh 15 hari berlayar dari pulau Jawa menuju Brunei. Selain bukti buku tersebut, peninggalan kerajaan juga diperkuat dengan pernyataan dari pedagang sekaligus penjelajah dunia Marco Polo.
Ia mengungkapkan bahwa menemukan negeri bernama Ferlec yang seluruh penduduknya memeluk agama islam. Ungkapan tersebut tidak lain mengarah pada Kerajaan Perlak yang penduduknya beragama islam. Penemuan tersebut didapat setelah ia pulang dari Cina di tahun 1291 melalui jalur laut.
——————–
Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Cosmo Girl