Sejarah Kerajaan Samudra Pasai: Pendiri, Letak, Raja-raja, Keruntuhan dan Peninggalan

Sejarah Kerajaan Samudra Pasai

Asal Usul dan Sejarah Singkat Kerajaan Samudra Pasai

Samudra Pasai merupakan kerajaan bercorak agama Islam pertama yang berdiri di Indonesia. Kerajaan ini eksis dari waktu berdirinya pada abad 13 hingga keruntuhannya pada abad ke 16 masehi. Kerajaan Samudra Pasai terkenal menjadi pusat perdagangan karena lokasinya yang ada di Selat Malaka. Selat Malaka sendiri menjadi jalur perdagangan menuju Cina, India, Arab, dan Persia.
Samudra Pasai memiliki beberapa peninggalan yang sangat mengandung nilai-nilai sejarah. Salah satunya adalah makam dari Malik Al-Saleh, pendiri Kerajaan Samudra Pasai yang dipercaya menjadi batu nisan tertua. Selain itu, Samudra Pasai juga memainkan peranan penting dalam perkembangan Agama Islam di samping statusnya sebagai pusat perdagangan dari berbagai negara.

Letak dan Pendiri Kerajaan Samudra Pasai

Letak Kerajaan Samudra Pasai sendiri berada di daerah sekitar Lhokseumawe. Daerah ini berada di bagian utara Provinsi Aceh. Lokasi kerajaan ini dulunya sangat strategis karena terletak di Selat Malaka. Selat ini menjadi jalur perdagangan India, Persia, Arab, dan Cina. Hal ini juga menjadikan Samudra Pasai pusat jalur perdagangan dari negara-negara tersebut sehingga peranannya sangat penting.
Samudra Pasai sendiri tetap berada di daerah utara Provinsi dari awal sampai keruntuhannya. Hanya saja, pusat pemerintahan sempat pindah ke sekitar selat Malaka pada kekuasaan Sultan Ahmad Malik Az-Zahrir karena serangan Kerajaan Majapahit. Kemudian, pusat pemerintahan dikembalikan ke sekitar Lhokseumawe. Pada akhirnya, Samudra Pasai runtuh dan menjadi kekuasaan Kesultanan Aceh.
Kerajaaan Samudra Pasai didirikan oleh Marah Silu pada tahun 1267 masehi. Pada awalnya, keberadaannya ini didahului oleh kerajaan Perulak dan Pasai. Kedua kerajaan ini pada akhirnya bergabung menjadi Samudra Pasai. Pendiri sekaligus raja pertamanya adalah Marah Silu. Berdirinya kerajaan ini ditandai dengan keruntuhan kekuasaan Sriwijaya yang digantikan Dharmasraya.
Marah Silu merupakan seorang Mualaf. Dia mengganti namanya menjadi Malik Al-Saleh dan menjadi raja pertama dari kerajaan yang bercorak agama Islam di Indonesia. Nama Malik Al-Saleh terinspirasi dari penguasa dinasti Mamuluk pertama di Mesir yaitu Al Malikus Shaleh Ayub. Samudra Pasai dengan cepat memiliki pengaruh yang signifikan sebagai pusat perdagangan di Selat Malaka

Kehidupan Kerajaan Samudra Pasai

1. Kehidupan Politik Kerajaan Samudra Pasai

Samudra Pasai merupakan kerajaan pertama yang bercorak agama Islam terbesar di Indonesia. Sistem pemerintahannya dilakukan berdasarkan agama Islam yang beraliran sunni Syafi’i. Selain itu, kekuasaannya juga luas dengan berbagai daerah yang sebelumnya menjadi milik kerajaan Perlak dan Pasai. Pertahanan kerajaan juga dibangun dengan baik sehingga kerajaan ini sangat kuat.

2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Samudra Pasai

Ekonomi Kerajaan Samudra Pasai ditopang oleh dua hal, yaitu pelayaran dan juga perdagangan. Hal ini sangat berkaitan erat dengan letaknya di sekitar Selat Malaka. Selat ini menjadi jalur perdagangan dari negeri Cina, India, hingga ke Arab. Terdapat berbagai bandar dagang yang mengurus masalah-masalah yang berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan.
Lokasi yang strategis dan kesigapan bandar dagang membuat Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan terkenal. Kerajaan ini juga menjadi penyalur kegiatan perdagangan ke luar negeri dan penyalur berbagai barang untuk diperdagangkan di daerah-daerah Nusantara.

3. Kehidupan Sosial Kerajaan Samudra Pasai

Kehidupan sosial di Samudra Pasai dipengaruhi oleh statusnya sebagai pusat perdagangan. Jadi,  terdapat banyak pedagang dari berbagai negara yang tinggal untuk sementara waktu di sana dan berbaur dengan penduduk. Penduduk juga sangat terbuka terhadap pedagang yang sementara singgah di sana. Hal ini menjadikan kehidupan sosial di sana sangat maju karena keragaman perbedaan yang berdampingan.

4. Kehidupan Agama Kerajaan Samudra Pasai

Agama Islam menjadi landasan utama pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai. Sebelumnya, agama Islam juga menjadi landasan utama kerajaan Pasai, akan tetapi alirannya saat itu masih Syiah. Aliran Syiah ini dipengaruhi oleh Dinasti Fathimiyyah yang berkuasa sebelum Dinasti Mamuluk.
Setelah Samudra Pasai berdiri, alirannya berganti menjadi Sunni Syafi’i. Pergantian aliran ini dikarenakan pengaruh Dinasti Mamuluk yang juga beralirankan Sunni Syafi’i. Dinasti Mamuluk adalah pendukung berdirinya Samudra Pasai sekaligus Marah Silu sebagai penguasa pertamanya.

5. Kehidupan Budaya Kerajaan Samudra Pasai

Kehidupan berbudaya di Samudra Pasai menjadi cerminan dari akulturasi antara agama Islam yang beraliran Sunni Syafi’i dengan adat istiadat setempat. Akulturasi kedua hal inilah yang menjadi budaya di Samudra Pasai. Hal ini juga membuat masyarakat menjadi lebih terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Sistem dan Perkembangan Pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai memiliki sistem pemerintahan yang berlandaskan hukum Islam yang beraliran Sunni Syafi’i. Karena pengaruhnya sebagai pusat perdagangan, pemerintah membuat berbagai bandar yang berfungsi untuk mengurus kegiatan perdagangan.
Selain itu, Samudra Pasai memiliki kekuasaan yang luas di daerah pesisir utara Aceh. Pertahanan juga dibangun dengan baik. Hal ini menjadikan Samudra Pasai sebagai kerajaan yang kuat pada masanya.

Silsilah Raja-Raja Kerajaan Samudra Pasai

1. Marah Silu atau Sultan Malik Al-Saleh

Marah Silu adalah pendiri Kerajaan Samudra Pasai. Setelah menjadi raja, dia berganti nama menjadi Sultan Malik Al-Saleh. Pada masa pemerintahannya, Sultan Malik Al-Saleh berhasil membuat Samudra Pasai berkembang secara pesat sebagai pusat perdagangan. Beliau juga menikahi putri penguasa Perlak dalam rangka dakwah. Sultan Malik Al-Saleh berkuasa mulai dari 1267 hingga 1297 masehi.

2. Sultan Malik Az-Zahir I

Sultan Malik Az-Zahir I adalah raja Samudra Pasai yang kedua. Pada masa pemerintahannya, percetakan koin mata uang dimulai untuk pertama kalinya di daerah Asia Tenggara. Mata uang tersebut terdiri dari mata uang emas dirham dan mata uang timah. Sultan Malik Az-Zahir I berkuasa mulai dari 1297 hingga kemangkatannya pada 1326 masehi.

3. Sultan Ahmad I

Sultan Ahmad I adalah raja Samudra Pasai yang ketiga. Pada masa pemerintahannya, Samudra Pasai menyerang Kerajaan Karang Baru. Sultan Ahmad I berkuasa mulai dari 1326 masehi hingga waktu yang sampai sekarang belum diketahui. Hanya saja masa pemerintahannya tidak begitu lama dan beliau digantikan Sultan Malik Az-Zahir II.

4. Sultan Malik Az-Zhahir II

Sultan Malik Az-Zahrir II adalah raja Samudra Pasai yang keempat. Pada masa pemerintahannya, Ibnu Bathuthah mengunjungi Samudra Pasai. Kunjungan musafir asal Maroko ini diperkirakan terjadi pada 1345 hingga 1346 masehi. Ibnu Bathuthah mengisahkan perjalanannya ke sini dalam kitab Rihlah ila I-Masyriq. Sultan Malik Az-Zahir II berkuasa hingga tahun 1346 masehi.

5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahrir

Sultan Ahmad Malik Az-Zahrir adalah penguasa Kerajaan Samudra Pasai yang kelima. Pada masa pemerintahannya, terdapat serangan dari Kerajaan Majapahit karena perlakuan yang sangat tidak pantas. Penyerangan ini menyebabkan pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah Menduga untuk sementara waktu. Sultan Malik Az-Zahrir berkuasa dari 1346 hingga 1383 masehi.

6. Sultan Zainal Abidin I

Sultan Zainal Abidin I adalah raja Samudra Pasai yang keenam. Pada masa pemerintahannya, Samudra Pasai mulai bangkit dari keterpurukan akibat serangan Kerajaan Majapahit. Sultan Zainal Abidin I berkuasa dari 1383 hingga 1405 masehi.

7. Sultanah Nahrasiyah

Sultanah Nahrasiyah merupakan penguasa perempuan Kerajaan Samudra Pasai yang pertama. Pada masa pemerintahannya, beliau menggerakkan para wanita untuk terlibat dalam bidang dakwah. Selain itu, Samudra Pasai berkembang pesat sebagai pusat ekonomi di Asia Tenggara. Sultanah Nahrasiyah berkuasa dari 1405 hingga 1428 masehi.
Setelah pemerintahan Sultanah Narasiyah, Samudra Pasai terus dikuasai raja-raja berikutnya. Perkembangannya terkadang naik turun. Hingga pada akhirnya runtuh dan menjadi bagian dari Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1524 masehi saat pemerintahan Sultan Zainal Abidin IV

Masa Kejayaan Kerajaan Samudra Pasai

Masa kejayaan dari Kerajaan Samudra Pasai dimulai sejak pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir I. Hal ini dikarenakan munculnya mata uang yang diterbitkan oleh Samudra Pasai yaitu emas dirham dan timah. Selain itu, Samudra Pasai juga mengalami kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sultanah Narasiyah. Samudra Pasai menjadi penguasa perekonomian di Selat Malaka pada saat itu.
Kemajuan Samudra Pasai juga diikuti dengan perkembangan Islam yang pesat. Pada masa pemerintahan Sultanah Narasiyah, bisa dikatakan wanita juga mengalami masa kejayaan dengan seringnya dilibatkan untuk urusan dakwah dan pemerintahan.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai

1. Terjadinya Masalah yang Memicu Konflik Internal

Penyebab pertama runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai adalah masalah yang memicu konflik internal. Konflik ini memicu perebutan kekuasaan. Pada akhirnya hal ini menjadi penyebab keruntuhan Samudra Pasai secara tidak langsung. Berbagai pemberontakan terjadi karena hal ini berlangsung secara berlarut-larut.

2. Adanya Serangan dari Kerajaan Majapahit

Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik Az-Zahrir, beliau pernah memperlakukan putri Kerajaan Majapahit secara tidak senonoh. Hal ini berakibat fatal, Raja Majapahit waktu itu yaitu Hayam Wuruk sangat marah dan memerintahkan Gajah Mada untuk menyerang Samudra Pasai,
Serangan ini mengakibatkan pusat pemerintahan Samudra Pasai terpaksa dipindahkan. Serangan ini sebenarnya juga dipicu oleh kepentingan ekonomi Majapahit untuk menguasai perekonomian di Selat Malaka.

3. Serangan dari Imperialisme Portugis

Imperialisme Portugis menjadi penyebab utama keruntuhan Samudra Pasai. Portugis menyerang daerah Selat Malaka untuk menguasai jalur perdagangannya. Hal ini sangat berdampak pada perekonomian Samudra Pasai yang merosot.
Selanjutnya, Portugis menyerang Samudra Pasai sehingga pemerintahannya runtuh. Samudra Pasai akhirnya jatuh ke kekuasaan Aceh Darussalam pada tahun 1524 masehi.

Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai

1. Hikayat Raja-Raja dari Samudra Pasai

Hikayat Raja Pasai merupakan karya tulis yang diterbitkan sekitar tahun 1360 masehi. Karya tulis ini menceritakan bagaimana kehidupan penguasa Kerajaan Samudra Pasai. Sampai saat ini, Hikayat Raja Pasai masih menjadi rujukan bagi peneliti sejarah Samudra Pasai.

2. Mata Uang Samudra Pasai

Mata Uang dari Samudra Pasai juga menjadi peninggalan yang ada sampai sekarang. Terdapat mata uang berbentuk koin timah dan emas dirham yang berasal dari masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahrir I dan Sultanah Narasiyah.

3. Makam Sultan Malik Al-Saleh

Makam Sultan Malik Al-Saleh menjadi makam tertua penguasa Islam di Indonesia. Selain itu, makam ini juga menjadi penanda masa-masa awal penyebaran Islam di Indonesia.

4. Makam Sultanah Nahrasiyah

Makam Sultanah Naharsiyah menjadi peninggalan Kerajaan Samudra Pasai yang sangat memukau. Makam ini terbuat dari pualam yang mewah. Hal ini menandakan kejayaan pemerintahan Samudra Pasai pada masa itu.

——————–

Baca juga kumpulan materi tentang Sejarah Kerajaan atau materi menarik lainnya di Cosmo Girl

Tinggalkan komentar