Tobrut mungkin terdengar sebagai istilah yang lucu, spontan, dan bagian dari pergaulan anak muda jaman sekarang. Namun, ketika dipelajari lebih jauh, istilah ini mencerminkan cara pandang yang problematis terhadap tubuh perempuan, budaya patriarki, dan lemahnya kesadaran akan etika komunikasi.
Serba-Serbi Tobrut yang Wajib Diketahui Oleh Anak Muda
Mengubah budaya bahasa seperti istilah tobrut ini sebenarnya tidak serta merta mematikan humor atau kreativitas. Namun, hal ini adalah peluang untuk membangun komunikasi yang lebih cerdas, lebih berempati, dan lebih manusiawi.
1. Alasan Istilah Tobrut Menarik
Sekilas memang tidak terdengar kurang sopan sebelum tahu artinya sehingga membuat banyak orang menyukainya. Selain itu juga mempunyai fonetik yang catchy, hanya terdiri dari dua suku kata, yakni, To-Brut.
Diketahui bahwa konsonan kuat (t dan b) menciptakan efek suara yang keras dan mudah diingat. Bahkan juga memberikan kesan yang intens dan dramatis. Menggunakan istikah yang vulgar ini biasanya ajuga dikemas dalam bentuk humor sebagai tameng sosial.
Pengguna akan merasa lucuu, seru dan bukan tentang hal yang serius sehingga lebih aman saat menggunakannya. Sayangnya, hal kurang terpuhi ini justru memperkuat budaya diam terhadap konten-konten misoginis.
2. Pandangan dari Sisi Feminisme dan Kritik Budaya
Karena menyangkut martabat perempuan, semua gerakan feminisme modern menolak semua bentuk objektifikasi tubuh, termasuk dalam bahasa. Istilah-istilah jaman sekarang seperti “tobrut”, “konbrut”, mengakibatkan berbagai hal yang merugikan.
Selain mengabaikan esensi individu, memicu konsumerisme tubuh, juga mempertahankan budaya patriarki dalam bentuk gaul. Banyak juga perempuan yang memberikan respon dengan membalikkan narasi. Misalnya membuat konten yang membahas penggunaan istilah ini dengan satire atau edukasi.
3. Bagaimana Seharusnya Masyarakat Bersikap?
Alangkah baiknya kalau kalangan anak muda dapat dididik untuklebih kritis terhadap bahasa yang dipergunakan sehari-hari. Sejak dini harus diberik tahu bahwa kata-kata dapat melukai dan memberikan dampak sosial yang berkepanjangan.
Dibandingkan dengan merujuk tubuh seseorang sebagai bahan candaan atau seru-seruan, lebih baik kalau menghindarinya. Gunakan pujian atau perhatian pada hal-hal yang bersifat intelektual, kreatif, dan kepribadian.
Meskipun sekarang tengah hits, kata tobrut bisa saja hilang dan digantikan dengan bahasa baru yang lebih kekinian. Poin pentingnya tentu bukan hanya istilahnya, melainkan juga nilai-nilai dibalik pemakaian istilahnya agar menghindari kata-kata yang merendahkan martabat manusia.
Tinggalkan Balasan